Selama PPKM Darurat, Kenaikan Kasus Positif dan Meninggal di Kota Serang Meningkat Tajam

Rabu 21 Jul 2021, 14:19 WIB
Wali Kota Serang, Syafruddin  mengungkapkan selama PPKM Darurat, kenaikan kasus positif dan meninggal di Kota Serang meningkat tajam. (foto: luthfillah)

Wali Kota Serang, Syafruddin mengungkapkan selama PPKM Darurat, kenaikan kasus positif dan meninggal di Kota Serang meningkat tajam. (foto: luthfillah)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - PPKM darurat yang diberlakukan di Kota Serang sejak 3 hinga 20 Juli 2021 menghasilkan kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tinggi yakni sebanyak 678 kasus.

Tidak hanya itu, angka pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga terjadi peningkatan sebanyak 30 orang dari jumlah kasus positif tersebut.

Berdasarkan catatan Satgas Covid-19 di 3 Juli 2021 kasus Covid-19 jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 3.054 orang. Terdiri dari 31 orang dirawat, 445 orang diisolasi, 2.513 sembuh dan 65 meninggal dunia.

Sedangkan pada 20 Juli 2021 bertambah menjadi sebanyak 3.732 orang. Terdiri dari 19 orang dirawat, 1.026 orang diisolasi, 2.595 sembuh dan 92 meninggal dunia.

Wali Kota Serang, Syafruddin seusai melaksanakan rapat video confrence bersama Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Rabu (21/7/2021) membenarkan terjadinya kenaikan kasus tersebut.

"Iya jumlahnya banyak, karena memang selama PPKM Darurat, kami terus melakukan testing, tracking dan treatment," ujarnya.

Akibat adanya kenaikan jumlah kasus positif Covid-19, lanjutnya, Kota Serang masuk PPKM level 4 sebagaimana Instruksi Menteri Dalam Negeri Tahun Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4 Covid-19 Jawa dan Bali.

"Makanya Kota Serang saat ini masuk level 4, dengan status zona merah," katanya.

Diakui Syafruddin, jumlah yang meninggal itu dipastikan lebih sedikit dari realita yang ada di masyarakat. Sebab hingga kini lebih banyak masyarakat tidak melaporkan ke pemerintah ketika terjadi kematian.

"Itu kalau kita hitung masyarakat meninggal yang tidak dilaporkan banyak sekali. Tiap hari juga ada yang meninggal. Karena memang tidak dilaporkan, baik positif atau tidak," katanya.

Syafrudin mengakui sebagian besar alasan masyarakat memilih Isolasi mandiri saat diduga terpapar Covid-19 karena rumah sakit dalam keadaan overload.

Berita Terkait

News Update