JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan peristiwa gempa tiga tahun lalu, tepatnya pada 21 Juli 2018 dengan kekuatan magnitudo (M)5,5 yang mengguncang Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Sebab itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap bahaya gempa," terang Abdul Muhari, Ph.D., Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Rabu (21/7/2021).
Abdul Muhari mengatakan pada 21 Juli 2018 atau tiga tahun lalu gempa bumi magnitudo (M)5,5 mengguncang Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Korban jiwa dan kerusakan infrastruktur terjadi saat fenomena alam memicu guncangan hingga V MMI. Tercatat saat itu, 1 warga meninggal dunia, 8 luka-luka dan 112 rumah rusak," kata Abdul Muhari.
Dia mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa saat itu, gempa M5,5 dengan pusat gempa di darat 9 km tenggara Kota Padang, Sumbar.
Gempa yang terjadi pada Sabtu pagi, pukul 07.58 WIB, memicu guncangan yang dirasakan hingga V MMI. Skala Mercalli Modified Intensity atau MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Abdul Muhari menambahkan catatan BNPB menyebutkan satu warga meninggal dunia dan 8 lain luka-luka. Korban jiwa ini terjadi di Dusun Rawang Jorong Lubuah Selasih, Nagari Batang Arus, Kecamatan Gunung Talang, sedangkan dua warga dari total delapan yang terluka merupakan warga Kapali, Kecamatan Lembang Jaya.
Kedua kecamatan ini berada di bawah wilayah administrasi Kabupaten Solok.
Kerusakan infrastruktur akibat gempa ini tersebar di dua kabupaten, yaitu Kota Padang dan Kabupaten Solok. Total rumah rusak di Kota Padang berjumlah 25 unit, sedangkan di Kabupaten Solok 87. Kerusakan rumah di Kabupaten Solok tersebar di dua kecamatan, yaitu Gunung Talang dan Danau Kembar. Rumah rusak berkategori ringan hingga berat.
Kabupaten Solok merupakan wilayah yang sangat rawan bahaya gempa bumi. Wilayah ini dilewati oleh sesar aktif yang membentang dari barat laut hingga tenggara Sumatera.
Analisi inaRISK mengidentifikasi kabupaten ini berada pada potensi bahaya gempa bumi kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 14 kecamatan memiliki potensi bahaya tersebut.