JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, angkat bicara terkait pandemu Covid-19.
Terlebih lagi begitu banyak mengenai polemik Covid-19, salah satunya konspirasi yang terdengar di publik.
Terkait hal itu, Haedar Nashir menyebut jika para ilmuwan dikenal sebagai kelompok yang memiliki standar ketat dalam memutuskan perkara.
Untuk menyepakati satu hal tertentu, para ilmuwan memakai kesepakatan yang kebenarannya berlaku universal di semua tempat (ijtihad jama’i).
Karenanya, anggapan satu dua ilmuwan yang menyelisihi kebenaran universal dianggap tidak mampu membatalkan kebenaran ijtihad jama’i.
Hal inilah yang turut berlaku untuk menanggapi satu-dua oknum ‘ilmuwan’ yang menggaungkan tema konspirasi.
“Walaupun ada orang yang berbeda ya kita ambil gampangnya saja. kalau dari sejuta dokter itu percaya pada covid dan vaksinasi ada 1-2 yang miring dan tidak, gitu percaya yang banyak, jangan percaya yang sedikit.
Dalam ilmu itu jelas pakai ijtihad jama’i. Bukan soal one man one vote, tidak ada hubungannya itu. Kalau sudah semua ilmuwan, itu tidak mungkin berkonspirasi wong agamanya beda, pilihan politiknya beda, golongannya juga beda, rasnya juga berbeda jadi para ilmuwan yang banyak itu harus lebih dipercaya daripada yang satu dua,” kata Haedar.
Dikutip psokota.co.id dari laman resmi Muhammadiyah, Haedar berpesan agar warga Muhammadiyah tidak terseret arus oleh fitnah yang ada.
Sebab, Muhammadiyah memiliki karakter keilmuan yang kuat dibandingkan dengan sikap emosional semata.
“Seperti sekarang Muhammadiyah punya lembaga MCCC untuk menghadapi Covid-19 ini yang dalam organisasi itu berdasarkan ilmu, dari ahli epidemilogi, para dokter, kemudian ahli-ahli sains yang lain. Sehingga ketika Muhammadiyah mengambil kebijakan itu berdasarkan ilmu. Di Majelis Tarjih juga sama. Ada yang ahli ilmu agama secara umum, dan ahli di berbagai bidang ilmu sehingga ketika Tarjih mengambil kesimpulan, keputusan itu juga bil ilmi,” jelasnya.
Haedar juga berpesan bahwa segala pernyataan akan dipertanggungjawabkan di akhirat sehingga berbagai pernyataan yang menggampangkan pandemi seperti pendapat untuk takut kepada Allah saja daripada Covid-19 pun akan memiliki hisab yang berat.
“Maka jangan sembarangan ketika kita bilang bahwa wah kalau kita berikan, ga usah takut kepada Covid, takut saja kepada Allah. Nah itu ciri berpikir yang tidak bil ilmi itu, atau jika dengan ilmu, ilmunya terbatas,” pesan Haedar membawakan ayat 36 Surat Al-Isra’.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir juga mengingatkan agar para politikus dan pejabat tak cari panggung saat pandemi Covid-19
"Perlu mempertimbangkan situasi dan ada pertanggungjawaban. Menjadi bermasalah ketika hanya mengejar popularitas, mengejar kepentingan politik sendiri atau kelompok lalu mengabaikan atau tidak mementingkan kepentingan yang lebih luas di tengah kondisi pandemi," kata Haedar, Selasa (22/6/2021).
Lanjutnya Haedar berharap elite politik termasuk elite pemerintah daerah harus fokus mengoptimalkan peran meringankan beban pandemi seperti sekarang ini. (cr09)