JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Selama PPKM Darurat, intensitas masyarakat yang mendonorkan darah ke Palang Merah Indonesia (PMI) berkurang.
Terhitung, hanya 8 sampai sampai 15 orang dari sebelumnya 20 sampai 30 orang.
"Ya menurun. Biasanya 20 orang sampai 30 orang sehari, sekarang bisa cuman delapan, sembilan sampai 10 orang. Kadang 15 orang," kata Baharuddin selaku ketua PMI Jakarta Barat, saat dikonfirmasi, Senin (19/7/2021).
Menurut Baharuddin, banyak warga yang enggan mendonorkan darah karena takut terpapar virus COVID-19.
Terlebih saat ini angka penyebaran masih tinggi.
Padahal, setiap warga yang akan mendonorkan darahnya pasti menjalani tes kesehatan demi memperkecil potensi penyebaran virus.
"Kita benar-benar saring ya, apa lagi kadang-kadang orang baru kena Covid-19, kan, enggak boleh, kan," kata Baharuddin.
Tidak hanya darah, Baharuddin mengaku ketersediaan plasma konvalesen di PMI Jakarta Barat juga kerap habis.
Hampir setiap hari permintaan plasma Kovalensen selalu ada, sehingga PMI tidak punya persediaan plasma di laboratorium.
Ketika ditanya berapa stok plasma dan darah yang saat ini PMI miliki, Baharuddin tidak bisa menjelaskan dengan rinci, sebab katanya, stok darah orang Laboratotiun yang pegang.
"Kalau stok darah itu orang laboratorium yang pegang," jelasnya secara singkat.