ADVERTISEMENT

Nelangsanya Pengusaha Kuliner, Ikuti Aturan PPKM Darurat Penjualan Turun 80 Persen

Senin, 19 Juli 2021 11:17 WIB

Share
Selebgram Jenda Munthe sekaligus pemilik usaha kuliner
Selebgram Jenda Munthe sekaligus pemilik usaha kuliner "Anak Bakmie", turut berjibaku di tengah hantaman pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PPKM Darurat. (foto: ist/ilustrasi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo) mengungkapkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali serta beberapa provinsi di luar wilayah tersebut, berdampak pada penurunan penjualan para pelaku usaha kuliner hingga 80 persen.

Ketua Umum Apkulindo DKI Jakarta sekaligus Founder NoMiNoMi, Rifqi Mohamad Amiruddin Syaukani mengatakan, PPKM Darurat menyebabkan pelaku usaha kuliner mengalami dampak yang kian berat. Padahal, pengusaha kuliner hingga kini masih terus bertahan menghadapi dampak pandemi yang telah berlangsung sejak tahun lalu.

“Penjualan kami turun 80 persen dari biasanya dan karyawan jadwalnya dibuat 1 hari masuk 2 hari libur, karena kami hanya pakai 30 persen karyawan per hari. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi pengurangan karyawan," ujar pemilik restoran ramen ini.

Pengurus Apkulindo sekaligus Owner Kopi & Martabak Bang Alay, Ali Pirmansyah mengatakan kebijakan PPKM darurat yang melarang restoran, rumah makan hingga kafe untuk menerima konsumen makan di tempat (dine in), juga berdampak pada anjloknya penjualan usaha kuliner yang dimilikinya.

Meskipun pemerintah mengizinkan layanan antar dan take away, namun kondisi ini tak mampu mendorong jumlah penjualan sebab keinginan konsumen yang cenderung lebih menyukai untuk makan di tempat (dine in).

“Dampak PPKM cukup berat buat kita, penjualan turun sekitar 60 persen karena memang tempat kami itu 80 persen costumer basic-nya untuk dine in dan menjadi tempat nongkrong. Kalau konsumen datang, kami harus menolak dan ketika kami tawarkan untuk take away, mereka lebih memilih balik kanan dan tidak jadi beli," ujar Ali.

Untuk menyiasatinya, Ali harus melakukan inovasi dan menjual produk yang dinilai bisa membantu meningkatkan angka penjualan. Penjualan produk baru tersebut dijual secara online dan mengikuti tren yang sedang dicari konsumen saat ini.

Hal serupa juga dialami oleh Gilang Margi Nugroho yang merupakan Ketua Bidang Media Sosial Apkulindo dan Owner dari Kepiting Nyinyir. Gilang menyebut, penurunan omzet penjualan usaha mengharuskan dirinya untuk melakukan inovasi.

Gilang kini meningkatkan omzetnya dengan menambah porsi penjualan secara online, sebab kebijakan makan di tempat (dine in) dilarang oleh pemerintah selama implementasi PPKM Darurat.

“Akhirnya kami hanya bisa memaksimalkan penjualan lewat online yang utama karena dine in tidak diperbolehkan lantaran sekarang lagi PPKM Darurat," ujarnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT