Nah Loh! Vaksin Pfizer Diklaim Israel Kurang Efektif Cegah Covid-19 Varian Delta

Senin 19 Jul 2021, 17:25 WIB
Vaksin Pfizer Diklaim Israel Kurang Efektif Cegah Covid-19 Varian Delta (Foto: Ist)

Vaksin Pfizer Diklaim Israel Kurang Efektif Cegah Covid-19 Varian Delta (Foto: Ist)

ISRAEL, POSKOTA.CO.ID – Pejabat Israel memperingatkan bahwa vaksin Pfizer diangap secara signifikan kurang efektif dalam mencegah serta melawan Covid-19 varian Delta dari tubuh manusia.

Varian Delta merupakan jenis yang pertama kali ditemukan di India dan sekarang sudah menyumbang 31 persen kasus di Amerika Serikat.

“Kami tidak tahu persis sejauh mana vaksin itu membantu, tetapi secara signifikan lebih sedikit membantu,” kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett seperti dikutip poskota.co.id dari situs New York Post, Senin (19/7/2021)

Vaksin masih menjaga orang agar tidak sakit parah di Israel, di mana lebih dari 60 persen populasi telah menerima suntikan vaksin.

Hanya ada sekitar 1,6 persen yang mengalami gejala Covid-19 menjadi sakit kritis, dibandingkan dengan 4 persen pada gelombang kasus sebelum divaksin.

Kekhawatiran juga meningkat tentang efektivitas vaksin terhadap varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Inggris akan mewajibkan semua pelancong dari Prancis, termasuk yang divaksinasi lengkap untuk mengisolasi selama 10 hari ketika mereka kembali karena varian Beta menyebar di sana, meskipun sebagian besar ada di wilayah Reunion dan Mayotte, Samudra Hindia.

Sementara itu di Indonesia sendiri Badan POM menambah jajaran vaksin yang dapat digunakan sebagai langkah preventif menekan penyebaran Covid-19 dengan menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk salah satu jenis vaksin dari platform mRNA.

"Menambah dari jenis vaksin Covid-19 yang ada saat ini, Badan POM pada hari Rabu, 14 Juli 2021, telah menerbitkan EUA untuk satu jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan platform mRNA, yaitu Vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer and BioNTech,” ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito dalam Konferensi Pers yang digelar secara daring, Kamis (15/7/2021).

Vaksin ini, lanjut Penny, digunakan untuk indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 12 tahun ke atas.

"Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,3 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu," kata Penny.

Berdasarkan data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan  keberhasilan sebanyak 95,5% dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100%.

Data imunogenisitas menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik. Selain itu, hasil pengkajian menunjukan bahwa secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi pada semua kelompok usia.

Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Dalam memberikan persetujuan EUA, Badan POM telah melakukan pengkajian bersama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) terkait dengan keamanan dan efikasi dari Vaksin Pfizer. (cr03)

Berita Terkait

News Update