BIAR usia sudah kepala tujuh, abah Masbukhin, 72, berhasil menikahi gadis Nurlela, 25, mahasiswa PTS di Bone (Sulsel). Jumlah maskawin dan aset-aset lain senilai Rp 1,4 miliar. Tapi karena si abah hanya kuat di benggol sementara “bonggol-nya payah, Nurlela akhirnya selingkuh dan diceraikan si abah.
Uang memang punya kuasa. Lelaki meski sudah anggur kolesom, jika duitnya banyak bisa saja mendapatkan istri yang muda dan kinyis-kinyis (cantik). Mantan Kopkamtib Sudomo dulu meski sudah tua berhasil gaet gadis cantik. Cuma pada akhirnya Cisca kabur ke Australia digondol lelaki muda idamannya. Dan Pak Domo pun menikah lagi dengan ibu-ibu yang kebetulan punya anak penyanyi. Mereka bahagia sampai Pak Domo tutup usia.
Abah Masbukhin dari Bengo Kabupaten Bone, termasuk kakek yang beruntung. Dalam usia kepala tujuh, masih laku menikah dengan gadis Nurlela, mahasiswa PTS yang hampir selesai studinya. Maklumlah, si abah memang bukan orang sembarangan. Dia seorang pensiunan pejabat Pemda yang lumayan kaya. Bayangkan, maskawinnya saja bukan yang lazim Quran dan seperangkat alat salat, tapi uang tunai Rp 150 juta.
Cuma itu saja? Tidaklah, ada embel-embel yang lain, di antaranya: emas 200 gram, mobil merek Honda seharga Rp 600 juta dan rumah tipe 45 di Makassar senilai Rp700 juta. Jika ditotal, semuanya berjumlah sekitar Rp 1,4 miliar. Berita perkawinan pada April 2017 itu sempat viral di medsos. Komentar macam-macam, bahkan ada yang meragukan, apakah si abah masih rosa-rosa macam Mbah Marijan?
Itulah kecantikan yang membawa keberuntungan materi. Nurlela mendadak punya mobil bagus dan rumah cantik, karena modal kejelitaannya. Soal suami sudah anggur kolesom, agaknya Nurlela tak peduli. Prinsipnya, “Yang menjalani kan aku sendiri, kenapa kalian yang nyinyir?”
Waktu terus berlalu, 9 bulan kemudian muncul lagi berita dari perkawinan spektakuler tersebut. Bukan karena Nurlela hamil, tapi justru si Nurlela punya PIL. Rupanya dia menyadari bahwa perkawinan itu tak hanya mengejar materil tapi juga ada kepentingan onderdil. Meskipun Abah kuat di benggol, rupanya payah di urusan bonggol. Jika hanya dilihat-lihat doang macam eksposisi, istri cap apapun mana tahaaaan?
Sebenarnya jika kakek-kakek duda memaksakan diri untuk nikah lagi, sebetulnya di sana hanya dibutuhkan persahabatan belaka, bukan lagi pertandingan. Karenanya, ketika memilih calon istri Abah Masbukhin mestinya memilih nenek-nenek 50-60 tahun saja, sehingga bisa merawat si abah sampai akhir hayat nanti.
Tapi rupanya abah Masbukhin lelaki yang berselera tinggi. Menikah dengan nenek-nenek juga? Nanti rumah ini pasangi saja plang: Panti Jompo! Istri barunya harus lincah bergairah, siapa tahu menambah gairah kelelakiannya. Tapi ternyata, meski punya bini muda nan cantik, hasrat si abah sudah bagaikan bubuk makan kayu! Maklum, abah Masbukhin bukan lagi pada fase “pandangan hidup”, melainkan “perjuangan hidup”.
Dan itu Nurlela ternyata tak sanggup menjalani. Tak peduli apa kata orang, akhirnya dia punya PIL dan siap dengan segala resikonya. Bila diceraikan si abah ya biarkan saja, toh semua aset saat pernikahan dulu sudah atas nama dirinya. Bila benar-benar si abah menceraikan, si abah sendiri yang keluar dari rumah dengan apa baju yang dikenakan saat itu.
Prediksi Nurela tidak salah. Abah Masbukhin yang merasa dikhianati cintanya langsung menggugat cerai ke Pengadilan Agama. Yang maju ke persidangan pengacara masing-masing dan hasilnya, belum lama ini resmi Nurlela diceraikan oleh abah Masbukhin.
Bini kok cuma dilihat-lihat doang, memangnya pameran? (GTS)