ADVERTISEMENT

Duh! Orang yang Sudah Divaksin Kabarnya akan Meninggal 2 Tahun Kemudian? Dokter Ini Ungkap Faktanya

Minggu, 18 Juli 2021 11:46 WIB

Share
Orang yang sudah divaksin akan meninggal dua tahun kemudian (pixabay/@WiR_Pixs )
Orang yang sudah divaksin akan meninggal dua tahun kemudian (pixabay/@WiR_Pixs )

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beredar kabar jika seseorang yang sudah divaksin akan meninggal dunia 2 tahun kemudian.

Hal itu terungkap dari pesan singkat yang mengkaitkan seorang ahli virus, Luc Montagnier.

Ahli virus tersebut mengklaim bahwa semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun karena peningkatan yang bergantung pada antibodi.

Semua berawal dari pesan WhatsApp yang kabarnya dibuat oleh seorang ahli virus asal Prancis, Luc Montagnier telah 'disebarluaskan berkali-kali' di aplikasi WhatsApp.

Pesan singkat itu berisi sebagai berikut:

“Semua orang yang divaksinasi akan mati dalam 2 tahun: Pemenang Hadiah Nobel Luc Montagnier telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada peluang untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang telah menerima segala bentuk vaksin. vaksin…Mereka semua akan mati karena peningkatan yang bergantung pada antibodi. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.”

Pesan viral itu lebih lanjut mengklaim bahwa banyak ahli epidemiologi tahu tentang ancaman yang ditimbulkan oleh peningkatan yang bergantung pada antibodi (ADE), tetapi dunia seakan "bungkam" tentang hal itu.

ADE (Antibody-Dependent Enhancement) adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain) berupa reaksi yang memperkuat infeksi sehingga terjadinya suatu kejadian imunopatologis yang berat.

Menanggapi klaim ini, Biro Informasi Pers (PIB) dan Polisi Assam turun tangan ke Twitter dan Facebook (masing-masing) untuk mengatakan bahwa penerusan WhatsApp adalah berita palsu. Laporan menunjukkan bahwa Luc Montagnier dikenal karena sikap anti-vaksinnya.

Banyak dokter dan ilmuwan untuk menulis di Twitter untuk membantah klaim dalam pesan viral dan video yang beredar.

Meski sudah diperiksa faktanya, klaim tersebut terus menyebar luas, menimbulkan ketakutan akan kematian akibat ADE. Orang-orang bertanya apakah para ahli epidemiologi dan ilmuwan berusaha menyembunyikannya.

Menanggapi hal itu, dalam akun Twitternya, Prof Zubairi menyebut jika rumor tentang orang akan meninggal setelah dua tahun di vaksin Covid-19 adalah hoaks.

"Informasi orang akan meninggal dalam dua tahun karena disuntik vaksin Covid-19 ya jelas hoaks." cuitnya dalam akun @ProfesorZubairi, Rabu (26/5/2021).

"Yang jelas, Yeadon ini cukup kontroversial. Ia ikut menulis petisi tentang vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan--yang kemudian diketahui sebagai hoaks. Meski begitu, dia ini bukan ilmuwan sembarangan, karena menghabiskan 16 tahun kariernya di Pfizer sebagai peneliti." sambungnya

Setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, hal ini semakin menguatkan jika ternyata berita ini adalah hoaks.

Buktinya dalam pesan berantai, nama ilmuwan yang berbicara rumor itu bukan Mike Yeadon, tetapi mantan peraih Nobel, Luc Montagnier. (cr09)

 

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT