ADVERTISEMENT

Pelan Tapi Menohok, Sindiran Bintang Emon Soal Menteri Nonton Sinteron

Sabtu, 17 Juli 2021 23:52 WIB

Share
Bintang Emon (foto: Instagram/@bintangemon)
Bintang Emon (foto: Instagram/@bintangemon)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini cuitan salah seorang menteri, yakni Menko Polhukam Mahfud MD, mengundang nyinyiran publik lantaran asyik menonton sinteron hits Indonesia. Aksi menteri ini rupanya juga menjadi sorotan Bintang Emon. 

Melalui unggahan video di Insta Story miliknya, Bintang Emon memberikan sindiran mengenai cuitan tersebut. Sindiran Bintang Emon terasa pelan tapi menohok, kalimat sindiran yang dilontarkan oleh artis 25 tahun tersebut. 

Bintang Emon menilai lumrah bagi seorang menteri untuk menonton sinetron, namun menurutnya waktunya yang tidak tepat. 

Pasalnya kini sang menteri seolah membagikan cerita sukanya ke publik di tengah kondisi PPKM Darurat yang banyak menggerus ekonomi masyarakat.

"Ini gue enggak nyari-nyari kesalahannya ya, kayaknya kita udah di tahap enggak usah nyari-nyari juga kelihatan kesalahannya. Gua setuju, menteri itu ya manusia biasa juga lah," kata Bintang Emon, dikutip Sabtu (17/07/2021). 

"Jadi wajar aja menurut gue kalau pak menteri nonton sinetron. Tapi poinnya menurut gue, enggak usah cerita-cerita, kan sekarang situasi lagi kritis," tambah Bintang sambil cengengesan.

Tak elok rasanya bagi seorang pembuat kebijakan berhaha-hihi sementara rakyat kelimpungan terdampak kebijakan pemerintah. Mengingat informasi dagangan dirobohkan Satpol PP terjadi di berbagai daerah karena kebijakan yang ada.

Rakyat di malam hari berfikir bagaimana menyambung hidup di esok hari, namun pemangku kebijakan asik nonton sinetron di rumah. 

"Ada yang dagangannya dirazia nih, enggak boleh kerja, ada oknum, 'Saya habis nonton sinetron'. Bapak yang memangku kebijakan, bapak yang bertanggungjawab, terus ngaku lagi nonton sinetron kan lucu," sindir Bintang halus.

Bintang merasa pejabat pemerintah harusnya lebih hati-hati dalam membagikan konten di tengah kondisi memprihatinkan Indonesia. Pasalnya bisa saja hal tersebut melukai perasaan rakyat.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT