LONJAKAN kasus masih terjadi, bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi kemungkinan puncak lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada pertengahan Juli 2021.
Prediksi ini berdasarkan pengalaman Indonesia dalam menghadapi gelombang pertama Corona. Selain, tentunya melihat gelagat perkembangan yang terjadi begitu cepat dalam dua pekan terakhir ini. Belum lagi virus corona varian Delta yang sangat cepat penyebarannya.
Data menyebutkan varian Delta sudah menyebar di berbagai wilayah negeri kita, tak hanya semakin meluas di Pulau Jawa, juga merebak luar Pulau Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan Papua.
Cukup beralasan jika pemerintah selalu meminta masyarakat untuk tetap menjaga diri, menjaga kesehatan, dan senantiasa mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Tentu, permintaan ini tidak sebatas imbauan dan harapan, tetapi kewajiban yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran diri.
Jangan karena merasa dirinya sehat tanpa penyakit, tidak pernah dirawat karena sesuatu penyakit. Merasa dirinya baik – baik saja, tanpa sebuah gejala penyakit, cek rutin kesehatan, tidak lantas abai menjaga kesehatan diri. Abai mematuhi protokol kesehatan.
Jangan karena merasa dirinya merasa kuat, stamina tetap terjaga, rajin berolahraga, hebat dengan makanan sangat bergizi, tidak berarti bebas dari gangguan virus dan bakteri.
Jangan karena merasa dirinya kebal dan imun karena sudah 2x vaksin, lantas tidak mengindahkan aturan protokol kesehatan.
Ingat! Stamina seseorang tak selamanya konstan. Ada kalanya imunitas menurun, di saat itulah terjangkit virus karena abai terhadap prokes.
Lagi pula pula, tak ada yang kebal dengan Covid, apalagi varian Delta yang menjadi pemicu utama melonjaknya kasus belakangan ini.
Fakta telah menunjukkan kepada kita, sejumlah tokoh yang sangat ketat menjalankan prokes, masih juga terkena Covid-19. Bagaimana dengan yang tidak disiplin, asal – asalan menerapkan prokes? Tentu patut menjadi renungan bersama.