JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Belum lama ini beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan dua orang pria berpeci nekat menghirup nafas yang keluar dari mulut pasien Covid-19.
Awalnya terlihat dua orang pria berpeci menghampiri seorang pasien Covid-19 yang sudah dalam kondisi lemah terbaring dikasur dan disampingnya ada tabung oksigen.
Akibat dari aksi konyolnya itu, kedua pria tersebut kini dikabarkan sudah meninggal dunia.
Bernafas di dekat mulut pasien yang sedang terpapar Covid-19 jelas sangat berbahaya, mikrodroplet (percikan pernapasan kecil) yang keluar dari pasien tersebut bisa menular dengan cepat ke orang yang ada disekitarnya.
Studi yang dibuat oleh para ilmuwan di Universitas Nebraska, Amerika Serikat memperlihatkan virus Corona dengan ukuran di bawah lima mikron bisa mereplikasi dalam kondisi lab.
Sehingga tidak hanya pasien yang sedang batuk atau bersin saja yang bisa menularkan virus, tetapi saat sang pasien bernafas atau berbicara normal juga bisa menular.
Selain itu, Covid-19 bisa menginfeksi seseorang dari jarak yang jauh atau sekitar dua meter. Maka dari itu protokol kesehatan menganjurkan seseorang untuk menjaga jarak hingga lebih dari dua meter.
Terlebih Studi ilmuwan di Universitas Nebraska baru diunggah ke Medrxiv.org juga mengungkapkan bahwa virus Covid-19 akan tetap mengelilingi ruang kamar pasien yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
"Ini sebenarnya cukup sulit untuk mengumpulkan sampel. Tapi, Konsentrasinya biasanya sangat rendah, peluang Anda untuk mendapatkan kembali bahan itu kecil," ujar Joshua Santarpia, profesor di Pusat Medis Universitas Nebraska kepada AFP sebagaimana poskota.co.id kutip dari laman Channel News Asia.
Ketika para ilmuwan mengambil sampel udara dari lima kamar pasien yang terbaring di tempat tidur.
Sampel udara itu diambil dengan ketinggian sekitar 30 cm di atas kaki tempat tidur pasien dan menghasilkan mikrodroplet di udara yang ada di kamar tersebut (aerosol), saat pasien beberapa kali batuk, tim berhasil mendapatkan mikrodroplet berdiameter satu mikron.
Kemudian sampel yang telah terkumpul setelahnya ditempatkan ke dalam kultur agar bisa tumbuh, setelah itu baru lah tiga dari 18 sampel yang diuji dapat ditiru.
Dengan begitu, Joshua dapat memastikan bahwa mikrodroplet, yang juga bisa melayang lebih jauh dari tetesan, bisa menginfeksi manusia yang ada disekitarnya.
"Ini direplikasi dalam kultur sel dan karenanya virus ini bisa menular," tukasnya. (cr03)