JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebanyak 26 desa tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), masih terendam banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sampai Kamis (15/7/2021) malam, pukul 21.00 akibat banjir itu 751 rumah terendam banjir dan 377 warga mengungsi.
Banjir tersebut terjadi sejak Rabu (14/7/2021). Banjir dipicu oleh hujan berintensitas tinggi. Saat banjir terjadi, tinggi muka air (TMA) teramati antara 2 hingga 3 meter.
Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/7/2021), mengungkapkan kondisi terkini per Jumat (16/7/2021) TMA bervariasi.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang mencatat adanya kenaikan TMA di Kawasan hilir setinggi 200 cm. Sedangkan di hulu, TMA turun setinggi 100 cm. Menyikapi situasi ini, BPBD terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak, antara lain koordinasi dengan instansi terkait dan kaji cepat," terang Abdul Muhari.
Sebanyak 13 desa terdampak di Kecamatan Kayan Hulu. Desa terdampak yaitu Desa Nanga Masau, Merah Arai, Tanah Merah, Lintang Tambok, Empakan, Topan Nanga, Nanga Tebidah, Entegong, Landau Bara, Kebarau, Tanjung Bunga, Emponyang dan Nanga Payak.
Sedangkan di Kecamatan Kayan Hilir, sebanyak 13 desa terdampak banjir ini. Ketiga belas desa tersebut antara lain Desa S. Buaya, Neran Baya, Melingkat, Kempas Raya, Buluk Panjang, Pelaik, Tanjung Putar, Nyangkom, Tuguk, Landau Beringin, Lalang Inggar, Pakak dan Sungai Meraya.
Dua kecamatan lain yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Serawai dan Dedai. BPBD Kabupaten Sintang masih melakukan pendataan desa-desa terdampak di dua kecamatan ini.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang Kamis (15/7/2021) pukul 21.00 WIB, sebanyak 751 KK terdampak banjir di Kecamatan Kayan Hilir dan 377 jiwa mengungsi. Saat ini tim lapangan masih terus melakukan proses pendataan.
Menurut perkembangan laporan di lapangan saat ini, sebagian wilayah terdampak banjir tersebut merupakan area yang sulit diakses. Hal tersebut disebabkan alur sungai sangat sempit dan arus air sungai sangat deras.
BNPB juga mengimbau agar pemerintah daerah maupun masyarakat dapat memantau perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan melihat wilayah kajian risiko bencana melalui inaRISK BNPB. (johara)