Suami Menang Tongkrongan, PIL Lebih Jago 'Tangkringan'

Kamis 15 Jul 2021, 07:30 WIB
Karikatur: Suami Memang Tongkrongan PIL Lebih Jago 'Tangkringan'. (Kartunis/Poskota.co.id)

Karikatur: Suami Memang Tongkrongan PIL Lebih Jago 'Tangkringan'. (Kartunis/Poskota.co.id)

BAGI istri, tongkrongan dan tangkringan seorang suami, sama pentingnya. Dan ternyata Wiranu, 50, belakangan prestasi peranjangan makin ngedrop, sehingga Yayuk, 40, pilih Gustadi, 36, sebagai PIL-nya. Sialnya, baru beberapa kali Gustadi unjuk “tangkringan” eh ketahuan, sampai dikejar-kejar kayak copet!

Setiap istri menginginkan, benggol dan bonggol suami selalu berbanding lurus. Tapi tak semua suami punya kemampuan seimbang. Banyak yang menang bonggolnya kuat, tapi benggolnya standar PNS. Sebaliknya, yang benggolnya kuat tapi bonggolnya sangat mengecewakan. Kata pakar seksologi.  Suami ideal itu yang menang tongkrongan tapi juga jaya di “tangkringan”!

Awal-awalnya rumah tangga dibangun, Yayuk bangga sekali punya suami Wiranu. Sebab bapaknya anak-anak ini ganteng tongkrongannya, tapi juga memuaskan tangkringannya. Tapi itu duluuuuu......! Sesuai dengan pertambahan umur, dalam usia kepala 5 dewasa ini, Wiranu mulai menderita LS (lemah syahwat) gara-gara ada indikasi PG Madukismo Yogya pindah ke dalam tubuhnya.

Gara-gara menderita penyakit kencing manis tersebut, Wiranu belakangan jarang memberikan nafkah batin. Bahkan bisa berbulan-bulan lockdown urusan ranjang. Sampai-sampai Yayuk mikir, mertuanya di kampung ternyata seperti paranormal saja, kasih nama anak lelaki kok Wiranu. Ternyata itu sekarang mengandung makna: suwi ora nganu!

Jika memperturutkan emosi, sebetulnya Yayuk pengin minta cerai, tapi kasihan anak-anak. Dia tak bisa mengorbankan anak hanya gara-gara mau cari enak. Maka solusi yang telah direkomendasikan syaiton maha terkutuk, Yayuk perlu mencari PIL yang piawai dalam urusan tangkringan. Soal tongkrongan tak masalah, yang penting “tangkringan”-nya luar biasa, rosa-rosa kayak mbah Marijan!

Yayuk pada dasarnya memang perempuan cantik. Maka meski usia sudah kepala 4 tampilannya masih oke punya, STNK (Setengah Tuwa Ning Kepenak). Karenanya ketika tebar pesona, meski tanpa pasang baliho langsung dapat sangkutan. Ketika suami kerja di kantor dan anak-anak sekolah, dia membawa Gustadi ke rumahnya di daerah Sawojajar, tetanggaan sama Nakula-Sadewa.

Ternyata prestasi Gustadi di ranjang memang bagus sedari tadi. Kalau mahasiswa, IPK-nya langsung 3,5 layak dapat bea siswa Super Semar. Tapi Yayuk tahu persis, bawa cowok panggilan ke rumah tidaklah elok, cepat atau lambat pasti ketahuan. Maka setelah mesum perdana hasilnya memuaskan, lain waktu diteruskan dari hotel ke hotel.

Tentu saja tak ada makan siang gratis dalam soal begituan. Yayuk sering memberikan Tukin (tunjangan kinerja) meski Gustadi bukan ASN, karena dia hanya punya NIK bukan NIP. Tapi lama-lama terjadilah defisit anggaran di rumah, karena Yayuk memanjakan si doi pakai uang belanja dapur. Dan Wiranu pun mulai curiga ketika menu di rumah tidak enak lagi. Masak sih, urusan maka saja kok kayak lagu Bandar Jakarta-nya Maladi, “Awan mbayung, sore kangkung........!”

Belum lama ini istrinya habis magrib pamitan mau ke rumah teman. Tapi ketika Yayuk berangkat pakai sepeda motor, diam-diam Wiranu membuntuti. Ternyata tiba di pertokoan Maninjau Raya dia pindah masuk mobil. Siapa lagi kalau bukan mobilnya si Gustadi si berondong non jagung. Wiranu lalu memarkir mobilnya, untuk mendekati dua sejoli tersebut.

Rupanya mereka tahu, sehingga langsung kabur. Tak mau ketinggalan buronannya, Wiranu pun mengejarnya pakai mobil pula, kejar-kejaran seperti adegan film. Baru bisa tersusul ketika ketemu lampu merah. Ternyata Yayuk memang wanita garang sekaligus jalang. Dia keluar dari mobil, dan sambil berkacak pinggang malah menghardik suami, “Mau apa kau? Tau nggak, “burung” dia lebih enakan ketimbang punyamu!” Wah, Wiranu malu sekali ditenjangi istri di depan publik. Dia memilih ngeloyor pergi untuk lapor polisi.

Wiranu dibentak istri kok cuma ona anu.....! (GTS)

News Update