Oleh Budi Setiawan, Wartawan Poskota
BELUM tuntasnya kasus penularan Covid-19 menghangatkan suhu politik di Tanah Air. Para mahasiswa mulai bersuara dan mengkritik kinerja pemerintah. Bahkan ada pihak tak hanya mengkritik, tapi juga mendesak Presiden Jokowi segera mundur.
Kritik dan desakan mundur pun mendapat sorotan masyarakat hingga pihak Istana bereaksi. Menyangkal semua kritikan maupun desakan mundur. Seakan apa yang dilakukan selalu benar dan tak pernah salah.
Akibatnya, polemik pun tak terelakkan. Masing-masing pihak tentu memiliki alasan dan argumentasi yang kuat. Hingga akhirnya Presiden Jokowi angkat bicara, terutama terkait kritik ‘The King of Lips Service’ yang dilontarkan mahasiswa.
Dalam keterangannya di Istana Merdeka, Selasa (29/6) lalu, Presiden menilai kritik para mahasiswa tersebut merupakan bentuk ekspresi mahasiswa yang diperbolehkan di negara demokrasi seperti Indonesia.
Jadi pihak universitas jangan menghalangi mahasiswa menyampaikan ekspresinya. Saat ini, Jokowi menegaskan semua pihak harus fokus dan bersama- sama untuk penanganan pandemi Covid-19.
Di negara demokrasi, berbeda pendapat serta melontarkan kritik merupakan hal yang biasa dan wajar. Kritik tak selalu jelek, sejauh dilakukan secara santun dan sesuai aturan. Kritik yang dilontarkan para mahasiswa selayaknya dijadikan obat atau vitamin untuk memperbaiki dan menyelesaikan masalah bangsa.
Kita yakin para mahasiswa bukan mencari mana yang salah, mana yang benar. Sebagai kalangan intelektual, mereka pasti ingin masalah yang dihadapi bangsa bisa selesai.
Saat ini masalah dihadapi bangsa tak hanya dampak tsunami Covid-19. Tapi sudah merambah ke berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi. Daya beli masyarakat kembali terpuruk, menyusul banyaknya saudara kita jadi pengangguran karena terkena PHK. Angka kemiskinan melesat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 7-8 persen tak bakal tercapai. Pertumbuhan paling berkisar 3-4 persen.
Untuk menyelesaikan seluruh masalah bangsa, semua pihak harus setia sekata. Merapatkan barisan. Para pejabat yang berada di lingkaran kekuasaan jangan merasa kuat dan benar. Jangan alergi terhadap kritikan dan masukan.
Masyarakat juga harus mengerti dan memahami begitu banyaknya badai masalah yang dihadapi. Jangan terburu-buru meminta mereka mundur.