ADVERTISEMENT

Perkumpulan Pedagang Sapi Bima di Depok Menjerit Penjualan Merosot Terimbas PPKM Darurat

Rabu, 14 Juli 2021 09:17 WIB

Share
Koordinator Marketing Sapi Bima, Ridwan bersama Muhamad Pance sedang mengecek sapi kurban di kandang. (Angga)
Koordinator Marketing Sapi Bima, Ridwan bersama Muhamad Pance sedang mengecek sapi kurban di kandang. (Angga)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Pemberlakuan PPKM Darurat membuat para pedagang hewan qurban menjerit, karena omset penjualannya turun   drastis.

Ridwan (38) koordinator marketing penjualan sapi qurban Bima mengatakan, dampak dari pemberlakuan PPKM Darurat oleh pemerintah berimbas dari berkurangnya daya beli masyaraka untuk membeli hewan kurban.

"Mendekati Hari Raya Idul Adha baru laku 150 ekor sapi kurban, biasanya sudah menjual 200 ekor sapi. Berkurangnya minat pembeli akibat  PPKM Darurat dan akibat penyekatan jalan di mana-mana," ujarnya didampingi Muhamad Pance (54) marketing penjualan Sapi Bima, kepada Poskota di kandang Jalan Boulevard Perumahan Grand Depok City (GDC), Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Rabu (14/7/2021) pagi.

Sebagai putra daerah asal Bima Nusa Tenggara Barat, Ridwan menyiapkan 250 ekor sapi dari para perkumpulan peternak sapi yang ada di daerah Bima.

"Sapi-sapi kita ini merupakan hidup di alam liar (padang savana-red) dengan pengawasan masing-masing peternak di setiap desa," katanya.

Perbedaan sapi bima jika dibandingkan sapi Jawa (PO) dan limosin,  kata Ridwan sapi Bima mempunyai keunggulan mulai dari tekstur daging yang padat dan kemerahan.

"Harga sapi-sapi kita dibandrol paling murah Rp15  hingga Rp35 juta dengan bobot berat mulai dari 250 Kg hingga 415 Kg," tambahnya.

Selain itu untuk kesehatan hewan kurban, lanjut Ridwan, sudah ada pemeriksaan berkala dari dinas peternakan dan dijamin sehat.

"Dari tahun ketahun para pelanggan dari Jabodetabek selalu memesan. Untuk tahun ini ada pemberlakuan PPKM darurat, kita juga membuka pemotongan hewan kurban sapi sehingga sudah rapih siap diantarkan ke pembeli. Hal ini setelah ada larangan dari pemerintah tidak boleh ada solat Ied san potong hewan kurban di masjid," tutupnya.

"Sebagai perwakilan para peternak sapi asal Bima, kita berharap di tengah masa pemberlakuan PPKM Darurat pemerintah Kota Depok  dapat membantu mensosialisasikan membantu menjual dengan membeli sapi."

Sementara itu Rudi (40), warga Cibinong, sengaja datang ke kandang penjualan kurban sapi Bima di daerah GDC, karena kualitas yang baik.

"Ini baru pertama kali saya membeli sapi kurban Bima. Berdasarkan informasi kualitas sapinya baik beda dari sapi jenis lain," ujarnya.

Selain itu Rudi juga mengatakan karena faktor deket dari rumah masa PPKM Darurat tidak ada penyeketan.

"Rumah deket sini Cibinong lewat jalan GDC tidak ada penyekatan dan sekalian melintas beli sapi bima. Nanti sapi untuk kurban di sekolah anak," tambahnya. (angga)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT