JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Lelah karena sering ditindak Satpol PP, seorang pemilik kedai kopi bernama David (28) menyegel sendiri tempat usahanya lantaran sudah bosan selalu ditindak petugas.
Kedai kopi miliknya itu bernama Limitless Coffee yang berada di Jalan Raya Kebayoran Lama, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Aksi penyegelan tempat usaha sendiri itu dilakukan pada Minggu (12/7/2021). Kemudian David membagikan kisah tersebut di media sosial dan sempat viral.
Poskota mencoba menghubungi pemilik kedai kopi bernama David tersebut. Ia menceritakan bahwa aksi penyegelan tempat usahanya itu atas inisiatif sendiri.
Ia mengaku, hal tersebut dilakukan karena ia sudah merasa lelah lantaran kerap ditindak karena dinilai telah melanggar aturan PPKM selama pandemi Covid-19.
"Itu karena motivasi dari kita sendiri tanpa ada doroangan dari siapapun dan tujuannya memang karena saya pikir kalo kita buka dan ngundang keramaian itu tetap di segel juga, jadi mendingan saya segel sendiri sebelum ada penyegelan dari kepolisian atau Satpol PP setempat," ujarnya dikonfirmasi Rabu (14/7/2021).
David mengatakan, kedai kopi miliknya itu telah dilakukan penindakan beberapa kali oleh petugas lantaran dianggap melannggar aturan selama PPKM Darurat.
Padahal, menurut David, ia sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat pada kedau kopi miliknya tersebut.
Mulai dari menyiapkan tempat cuci tangan untuk pengunjung, menjaga jarak, dan imbauan menggunakan masker kepada para pengunjung.
"Kita kena segel tapi segelnya itu bukan permanen bentuknya itu kalo saya lebih liatnya itu teguran bahkan di sekitar kita banyak yang kena sama kaya kita gitu teguran tutup 1 hari sampai 3 hari karena melewati batas protokol yang ada saat itu," jelasnya.
David saat ini mengaku bingung, sebab kedai kopi tersebut merupakan salah satu usaha dan merupakan pendapatan sehari-hari dirinya berjualan kopi.
Tak mau egois, David juga memikirikan karyawan-karyawannya yang terpaksa tidak dapat bekerja karena kedai miliknya itu tutup.
Ditambah, selama pandemi Covid-19, hasil pendapatan selama berjualan kopi di kedia miliknya itu mengalami penurunan.
"Sementara karyawan kita rumahkan dulu. Harapan kami semoga banyak karyawan yang di rumahkan tidak banyak kriminal yang terjadi khususnya di Jakarta karena memang yang paling berdampak area Jakarta," ungkapnya.
Lanjut David, ia mengaku selama PPKM Darurat, hasil penjualan di kedai kopi miliknya itu dibawah Rp 100 ribu.
"Kita belum bayar karyawan, terus belum bayar keamanan setempat, itu lebih dari iru tentunya," paparnya.
Untuk itu, ia berinisitaif menyegel tempat usaha miliknya sendiri sebagai bentuk protes bahwa dirinya tidak bisa bertahan terus menerus ditengah situasi dan kondisi saat ini.
"Kasihan rakyat kecil yang di bawah mulai ngerasain efek yang lumayan luar biasa. Kalau menurut saya dari efek PPKM ini harapan saya ini bisa cepat berlalu biar gak terus-terusan begini karena kasian juga warga kecil," tutupnya. (cr01).