ADVERTISEMENT

Belajar dari Piala Eropa 2020/2021

Rabu, 14 Juli 2021 06:09 WIB

Share
Ilustrasi Piala Eropa UEFA Euro 2020. (kartunis: poskota.co.id/ucha)
Ilustrasi Piala Eropa UEFA Euro 2020. (kartunis: poskota.co.id/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Ilham Tanjung, Wartawan Poskota

TURNAMEN Piala Eropa 2020 sudah berakhir. Timnas Italia keluar sebagai juara lewat drama adu penalti melawan Inggris di Wembley Stadium. Banyak catatan penting yang bisa kita ambil dari pergelaran turnamen empat tahunan itu untuk penyelenggaraan olahraga sepak bola di tanah air.

Dari segi penyelenggaraan misalnya, Union of European Football Associations (UEFA) memperbolehkan penonton untuk menyaksikan pertandingan meski di tengah pandemi Covid-19. Di babak semifinal dan final, penonton yang masuk mencapai 75 persen dari kapasitas tempat duduk di dalam Wembley Stadium.

UEFA juga mengambil langkah penting untuk menjaga keamanan penonton di Wembley Stadium. Prioritasnya adalah memberikan Euro yang aman bagi semua orang. Dalam pelaksanaannya UEFA menerapkan aturan baru sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.

Dikutip dari situs UEFA, aturan tersebut diantaranya slot waktu masuk yang ditentukan untuk setiap pemegang tiket. Disini penonton memiliki waktu 30 menit untuk tiba di stadion untuk memastikan kepatuhan terhadap pedoman jarak sosial.

Kemudian dari segi kebersihan, rata-rata 800 unit hand sanitiser ditempatkan pada titik-titik strategis di sekitar setiap stadion. Semua stadion tempat digelarnya Euro 2020 dibersihkan secara teratur sepanjang hari pertandingan.

Selanjutnya antrian, tanda lantai yang jelas membantu penonton untuk mempertahankan gerakan tanpa mengorbankan peraturan jarak sosial. Transaksi juga dilakukan tanpa uang tunai dan yang paling penting pemeriksaan suhu dan tes Covid-19.

Tes harus dilakukan dalam waktu 48 jam sejak gerbang stadion dibuka. Artinya tiga jam sebelum pertandingan dimulai penonton sudah dilakukan pengecekan kesehatan. Aturan tersebut terlihat bahwa masyarakat Eropa sudah mulai bersahabat dengan Covid-19 dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) Ketat. 

Bagaimana dengan sepak bola Indonesia? Kabar turnamen Liga 1 dan 2 hingga kini belum juga mendapat kejelasan. Satu tahun tujuh bulan Liga Indonesia mati suri, padahal di negara Asia Tenggara turnamen sepak bolanya bergulir dengan pengaturan prokes ketat.

Wacana Liga 1 dan 2 yang tertunda akan bergulir pada bulan September dan Oktober mendatang kembali dihembuskan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Hal tersebut muncul usai rapat dengan klub-klub kontestan sepak bola beberapa waktu lalu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT