Stop Bepergian...

Selasa 13 Jul 2021, 09:30 WIB
Karikatur: Stop Bepergian. (Kartunis/Poskota.co.id)

Karikatur: Stop Bepergian. (Kartunis/Poskota.co.id)

VIRUS corona masih terus menyerang orang – orang di seluruh dunia, tak terkecuali di negeri kita. Jumlah warga yang terinfeksi terus bertambah.

Data terakhir hingga Senin ( 12/07/2021) sore, menyebutkan warga seluruh dunia yang terpapar virus corona sebanyak 187.548 .217 orang. Angka kematian mencapai 4.049.374 orang, sedangkan sebanyak 171.605.285 pasien sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Indonesia sendiri hingga Senin (12/07/2021) mencatat jumlah warga yang terinfeksi 2.567.630 orang, setelah ada penambahan kasus positif sebanyak 40.427. Ini rekor tertinggi sejak Covid-19 menimpa negeri kita 2 Maret 2020.

Kabar baiknya, angka kesembuhan meningkat 34.754  orang sehingga total pasien sembuh menjadi 2.119.478 orang. Angka kematian juga menurun di bawah seribu orang, yakni 891 orang. Lebih rendah dari sehari sebelumnya 1.007 orang.

Jumlah pasien yang masih dirawat di rumah sakit rujukan maupun isolasi mandiri sebanyak 380.797 orang.

Kita tentu berharap, baik angka kematian dan pasien baru mulai esok hari terus menurun setelah digelar PPKM Darurat sejak 3 Juli lalu. Kalau angka penyebaran kasus positif hingga kini masih tinggi, tembus 40 ribu, semoga ini puncaknya.

Sebab, kebijakan pengetatan, pembatasan mobilitas dan aktivitas penduduk seperti PPKM dan PSBB, atau apapun namanya, hasilnya baru dapat diketahui setidaknya pada pekan kedua setelah pengetatan dilakukan.

Jika PPKM Darurat diberlakukan mulai 3 Juli 2021, maka tren keberhasilan baru dapat diketahui pada pertengahan Juli. Asumsi ini berdasarkan hasil kajian yang selama ini dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 terhadap setiap kali  kebijakan pengetatan/pembatasan diberlakukan.

Tingkat keberhasilan PSBB atau pun PPKM, akan lebih dipengaruhi dari tingkat kepatuhan warga masyarakat itu sendiri. Semakin disiplin mematuhi ketentuan sebagaimana dalam kebijakan, keberhasilan menekan lonjakan kasus positif akan semakin tinggi.

Sebaliknya kian rendah tingkat kepatuhan, akan menghambat pencapaian target kebijakan pengetatan/ pembatasan.

Itulah sebabnya sering dikatakan masyarakat sebagai garda terdepan upaya mencegah penyebaran virus corona.

Perlu juga diingat, pengetatan dan pembatasan – pembatasan kegiatan masyarakat tak hanya dilakukan di Indonesia. Sejumlah negara lain di dunia yang saat ini disebutkan “sedang tidak baik – baik saja”, juga melakukan hal serupa. Memberlakukan pembatasan mobilitas penduduk, memperketat kegiatan masyarakat, dan beberapa lockdown demi menurunkan lonjakan kasus positif.

Mari kita, masing – masing diri ikut berkontribusi menekan lonjakan kasus, mencegah penyebaran virus corona, sekecil apapun kontribusi itu, ketimbang tidak sama sekali.

Mematuhi protokol kesehatan, lebih – lebih untuk sementara waktu ini stop bepergian keluar rumah, sudah cukup memberi kontribusi bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. (Jokles).

Berita Terkait

News Update