Supir Pribadi Banting Stir Jadi Tukang Mie Ayam, Pasang Slogan Sehat dan Alami

Senin 12 Jul 2021, 02:37 WIB
Sudah 25 tahun mantan supir pribadi ini sukses menjual Mie Ayam racikannya sendiri. (Foto/Poskota.co.id/Romaida)

Sudah 25 tahun mantan supir pribadi ini sukses menjual Mie Ayam racikannya sendiri. (Foto/Poskota.co.id/Romaida)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Untuk pecinta mie ayam kamu wajib banget coba yang satu ini. Mie Ayam Mamy, terletak di jalan kawasan Matraman persis depan PT Balai Pustaka. Tepatnya di Jl. Bunga No. 8, Rt3/9/, Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur. Mie Ayam Mamy dijual Rp17000 per-porsi.

Sekilas tak ada yang berbeda dari Mie Ayam Mamy, namun bisnis kuliner yang sudah ada berjalan selama 25 tahun ini rasanya asli maknyus.

Warung mie ayam dengan slogan sehat dan alami ini, mengolah semua bahan warung tenda mie ayamya sendiri. Mulai dari mie, toping ayam, pangsit basah hingga pangsit goreng. Meski berada di kaki lima, bahan-bahan yang digunakan untuk sajian mie semuanya tergolong premium. Termasuk merek saus dan kecapnya.

Suroto, pemilik Mie Ayam Mamy mengatakan untuk dapat mendapatkan resep sempurna bahan mentahnya ini dia membutuhkan waktu satu tahun.

Bapak dua anak itu mengungkapkan dirinya mempelajari metode mengolah bahan utama mie ayamnya dari pamannya di Jawa Timur. Kebetulan paman Suroto adalah pemilik pabrik mie. Dirinya mempelajari semua metodenya melalui telepon. Tak sekali saja, untuk resep olah mie mentah Suroto harus mencoba 4 sampai 5 kali.

“Dikasih tau, kalau mau enak bahannya ini, tepungnya ini, belajar lewat telepon aja. Enggak langsung jadi, pernah yang kayak karet, pernah digigit membal, pernah yang mie nya yang putus-putus, prosesnya buang-buang,” ujar Suroto saat ditemui di tenda warung mie ayamnya, Jumat (9/7/2021)

Menurutnya kualitas mie di warung tendanya ini bukan kaleng-kaleng. Selain mie, toping ayamnya juga bisa terjamin kenikmatannya. Irisan ayam besar-besar itu terus di inovasi hingga mendapat resep sempurna setelah satu tahun. Sekilas warnanya pucat, namun rempahnya langsung terasa di gigitan pertama.

“Belajar resep ayamnya ini setahun baru ketemu. Kalo ayam Wonogiri itu kan cenderung kecoklatan. Kalo kita ayamnya putih, daging semua, enggak mau kulit enggak mau tulang. Saya jualan bener-bener mie ayam, mi dan ayam,” katanya.

“Kita inovasi terus. Bukan itu aja, sausnya juga kecap merek apa yang enak. Pakai yang lumayan mahal, bahan restoran ta jual di kaki lima. Gitu aja,” imbuh Suroto. 

Suroto mengatakan salah satu keunggulan dari produk jualannya ini adalah tahan lama. Meski sudah empat atau lima jam rasanya tidak berubah sama sekali. Hal ini dibuktikan melalui salah satu pelanggannya yang tinggal di daerah Sukabumi.

“Paling jauh di Sukabumi. Bungkus 4-5 porsis dari sini jam 11 siang karena sabtu minggu dia libur. Nyampe sana jam sore, dipanasin kuahnya disiram gitu aja, masih enak bilangnya. Syaratnya di pisah aja kuahnya,” terang Suroto. 

Berita Terkait
News Update