ADVERTISEMENT

FA Mengutuk Pelecehan Rasis Online Terhadap Pemain Inggris Setelah Final Euro 2020

Senin, 12 Juli 2021 22:48 WIB

Share
Pemain Inggris Bukayo Saka dihibur kapten Harry Kane, setelah gagal mengeksekusi penalti ke gawang Dunnarumma. (foto: @Euro2020)
Pemain Inggris Bukayo Saka dihibur kapten Harry Kane, setelah gagal mengeksekusi penalti ke gawang Dunnarumma. (foto: @Euro2020)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INGGRIS, SEPAKBOLA.CO.ID - Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) dan Perdana Menteri Boris Johnson serta tim nasional mengecam rasisme online yang menarget pemain kulit hitam.

Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk pelecehan rasis online terhadap pemain menyusul kekalahan adu penalti tim dari Italia di final Euro 2020.

Final EURO 2020 pada Minggu kemarin, Inggris dan Italia bermain imbang 1-1. Setelah perpanjangan waktu, Italia memenangkan adu penalti 3-2.

Saat itu, pemain Inggris Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka, yang semuanya berkulit hitam, gagal dalam eksekusi tendangan penalti.

"FA mengutuk keras segala bentuk diskriminasi dan terkejut dengan rasisme online yang ditujukan kepada beberapa pemain Inggris kami di media sosial," demikian pernyataan yang diposting pada Senin dini hari.

“Kami tidak dapat menjelaskan bahwa siapa pun di balik perilaku menjijikkan seperti itu tidak diterima untuk mengikuti tim. Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung para pemain yang terkena dampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapa pun yang bertanggung jawab."

Tim Inggris juga merilis pernyataan, mengutuk pelecehan yang ditujukan kepada para pemainnya di media sosial.

"Kami muak bahwa beberapa skuat kami - yang telah memberikan segalanya untuk kaus musim panas ini - telah menjadi sasaran pelecehan diskriminatif secara online setelah pertandingan malam ini," cuit tim tersebut.

Perdana Menteri Johnson juga berdiri di belakang para pemain, mengatakan bahwa tim pantas dipuji sebagai pahlawan.

"Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan yang mengerikan ini seharusnya malu pada diri mereka sendiri," tweetnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT