Sang Putra Harmoko: Bakti Bapak Terhadap Orang Tua Diwujudkan dengan Bangun Pesantren di Nganjuk Jatim

Jumat 09 Jul 2021, 23:40 WIB
Tahlil Virtual Keluarga H. harmoko. (irda)

Tahlil Virtual Keluarga H. harmoko. (irda)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tahlilan dan Yasinan wafatnya H. Harmoko dipimpin oleh KH Rosyidin Ali Said, pimpinan Pesantren Modern Al Barokah, Nganjuk, Jatim.

Acara diawali dengan pemutaran slide show foto-foto kegiatan di Pondok Pesantren Al Baroqah.

"Pondok pesantren didirikan Bapak tahun 1993 di Nganjuk tidak jauh dari tempat tinggal orang tua Bapak. Bakti Bapak terhadap orang tua beliau diwujudkan dengan berusaha meningkatkan kualitas pendidikan berbasis Islam melalui pembangunan pesantren di daerah kelahiran Bapak," ungkap Azisoko dalam tahlil virtual, Kamis (9/7/2021).

Tahlilan ini diikuti oleh ratusan peserta secara virtual.

Seperti hari-hari sebelumnya, sejumlah tokoh hadir. Di antaranya Komjen (pur) Dr. Ito Sumardi, Prof. Rahadi Ramelan, Hendardji Supandi, Gemala Hatta, Halida Hatta, Mien Uno dan lainnya.

Makna Musibah

Setelah pembacaan Surah Yasin dan doa, Prof. KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, menyampakan tausiah.

Malam tadi tema yang disampaikan adalah soal makna di balik musibah, semua yang hadir khusuk mendengarkan.

KH Nasaruddin menguraikan, manusia jangan berburuk sangka dengan musibah yang diberikan oleh Allah. Ada dua kejadian yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu musibah dan azab. Teyapi keduanya berbeda.

"Musibah adalah surat cinta dari Allah. Musibah membawa hikmah, tapi azab tidak membawa hikmah," ungkap KH Nasruddin. 

Kematian adalah termasuk musibah yang banyak hikmahnya. Sakit juga musibah yang menjadi ujian dan pencuci dosa. Imam besar Masjid Istiqlal ini mengingatkan ada orang yang bergelimang harta, tidak pernah sakit, lancar bermaksiat dan tidak pernah kena musibah. 

Berita Terkait

Sampai Bertemu Kembali Bapak!

Minggu 11 Jul 2021, 06:00 WIB
undefined
News Update