ADVERTISEMENT

Episode Kepanikan, Memburu ‘Obat’

Kamis, 8 Juli 2021 09:45 WIB

Share
Karikatur: Episode Kepanikan, Memburu ‘Obat’. (Kartunis/Poskota.co.id)
Karikatur: Episode Kepanikan, Memburu ‘Obat’. (Kartunis/Poskota.co.id)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AYO, kita buru. Memburu apa, kok ramai banget. Lho, itu pada berebut, sih? O, iya-iya tahulah. Itu susu cap Anu bisa buat obat corona? Ayo ikut, beli. Kebetulan gue juga lagi cari, buat keluarga yang sedang terpapar. Hah, Sudah habis?

Cobalah ke swalayan yang lain? Tapi, ketika baru saja mau bergerak, ada warga yang bilang kalau susu tersebut juga sudah terjual habis. “Saya padahal sudah ikut ngantre, eh tahunya sudah ludes!” katanya dengan nada kecewa.

He, ente tahu nggak, kelapa ijo muda kan juga bisa buat obat corona. Ayo ke penjual kelapa ijo. Apa? Habis. Wah, apalagi yang bisa buat obat corona ya?

Ayolah kita cari ke apotek aja. Perlu vitamin banyak buat menahan agar tubuh tahan diserang virus. “Mohon maaf  Bapak, Ibu, obat-obatan habis!”

Begitulah gambaran kepanikan yang terjadi belakangan ini. Masyarakat sebagian yang keluarganya kena corona sangat panik dan panik. Siapa yang nggak panik, ketika anak dan istrinya terpapar?

Panik lah. Makanya ketika ada berita yang membahas soal obat penyembuh, apapun bentuknya langsung saja diburu. Padahal belum tentu kebenarannya. Tapi, ya namanya juga orang lagi panik, nggak berpikir kalau itu merah atau putih. Yang jelas apa kata orang bahwa itu baik, itu obat. Ayo buru, dan beli.

Sepanjang pandemi memang banyak banget ahli pengobatan  yang muncul di medsos. 

“Kalau kena covid jangan kuwatir, cobalah lakukan ini dan begini. Coba minum obat ini, bisa tradisional, lihat bumbu dapur, di situ ada jahe, bawang putih, bawang merah, kunyit, ketumbar, cabe, garam. Nah, olah sajalah jadi obat. Jangan lupa minum air putih hangat!” 

Maka, diserbulah itu yang namanya bentuk rempah-rempah. Apalagi yang sudah berupa ramuan obat, sikat sajalah.

“Nah, yang penting juga selain makan enak, olah raga,dan nggak usah kemana-mana. Di rumah saja!” kata penyaran yang lain.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT