Soal Pasien Covid-19 yang Meninggal Kala Isolasi Mandiri, Begini Kata Wali Kota Bekasi

Selasa 06 Jul 2021, 16:12 WIB
Petugas TPU Padurenan sedang melakukan penguburan jenazah pasien Covid-19 (cr02)

Petugas TPU Padurenan sedang melakukan penguburan jenazah pasien Covid-19 (cr02)

BEKAS, POSKOTA.CO.ID - Provinsi Jawa Barat berada di urutan pertama yang tercatat memiliki jumlah pasien COVID-19 yang meninggal kala isolasi mandiri (isoman).

Hal tersebut berdasarkan data dari laporcovid19. Sebanyak 110 pasien di Jawa Barat meninggal kala isoman.

Kota Bekasi sebagai bagian dari Provinsi Jawa Barat, menempati posisi pertama sebagai wilayah yang penduduknya paling banyak meninggal saat isoman yakni 77 pasien.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan, bahwa pihaknya melakukan evakuasi segera mungkin bagi pasien yang meninggal saat isoman.

"Nah itu, kita lagi ambil langkah darurat bagi warga yang meninggal isoman di rumah, kita langsung ambil bawa ke pemulasaraan di rumah singgah (Padurenan)," jelasnya kepada wartawan, Selasa (6/7/2021).

Lanjutnya, kata dia, jenazah pasien COVID-19 yang meninggal kala isoman diurus oleh petugas pemulasaraan. Hal itu karena jika warga yang mengurus, dikhawatirkan bakal terjadi penularan.

"Karena kalau isoman diurus sama warga, ada kekhawatiran penyebaran," ucapnya.

Soal pasien yang meninggal isoman karena kehabisan oksigen, kata Rahmat, hal itu terjadi terbatasnya tenaga petugas puskesmas di kelurahan sehingga tak semua pasien isoman terpantau oleh tim kesehatan.

"Iya, saat ini harus di pantau oleh tim kesehatan. Tim kesehatan kita terbatas, dalam satu puskesmas di kelurahan dan kalau itu tersebar ya tidak terpantau," ungkapnya.

"Makanya kita bikin posko di tingkat RW. Nah di sana dengan 4 pilar, ada lurah, camat, Bhabinkamtibmas, dan juga Binmaspol," imbuhnya.

Siapa yang memegang itu? para petugas pamor (pemantauan dan monitoring) ada yang ditugaskan di lingkungan RW.

Hal tersebut diharapkan bisa memperkecil angka kematian pasien COVID-19 saat isoman.

Dengan begitu petugas langsung tanggap dalam memantau serta memberi perawatan kepada pasien tersebut.

"Ini memperkecil misinformasi, jadi ke deteksi terus (kondisi pasien). Karena ada yang ditugaskan di tingkat RW. Itu posko mikro kita, mereka ditugaskan dari jam 8 sampai jam 16.00 WIB. Kalau 24 jam bisa saja, nanti kita tambahkan lagi petugasnya. Jadi nanti ada 3 shift," ucapnya.

Sebelumnya dikabarkan, seorang pasien Covid-19 berinisial MR (60) wafat kala menjalani isolasi mandiri (isoman) di kediamannya, RW 13, Perumahan Pondok Mitra Lestari (PML), Jatirasa, Jatiasih Kota Bekasi, Jumat (25/6/2021) lalu.

Selain itu, wanita berinisial TH (70) juga meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya, Kelurahan Jaticempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (30/6/2021) lalu.

Kondisi TH kritis karena mengalami sesak napas pada subuh dan dinyatakan meninggal hanya beberapa jam saja setelah dilakukan perawatan petugas puskesmas di pagi harinya. (cr02) 

 

Berita Terkait
News Update