Aneh! Covid-19 Ganas dan Mengerikan, Tapi Pasien yang Terpapar Hanya Meninggal di RS? Cek Penjelasannya

Senin 05 Jul 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi virus Corona (ist)

Ilustrasi virus Corona (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Di media sosial heboh terkait analisa Covid-19, banyak yang menyebut jika Corona merupakan virus yang ganas dan mengerikan.

Namun banyak juga pertanyaan, jika memang corona ganas mengapa pasien yang terpapar hanya meninggal di rumah sakit.

Sejumlah orang juga masih banyak yang percaya jika pasien sengaja dicovidkan hingga konspirasi elite global.

Paling baru sebagaimana yang ditulis akun Facebook sultan arka tentang keanehan pasien Covid di rumah sakit paling banyak meninggal.

"Virus corona sangat ganas dan menakutkan, banyak membunuh manusia sampai sekarang tapi anehnya yang mati semua di rumah sakit," cuit sultan arka dikutip dari laman turnbackhoaks, Senin, (5/7/2021).

Terkait anggapan yang beredar, Koordinator Analis Twitter LaporCovid-19 Yerikho Setya Adi, mengatakan, berdasarkan data diketahui sedikitnya 265 pasien COVID meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri di rumah.

Data itu dihimpun berdasarkan hasil penelusuran tim LaporCovid19 di sosial media seperti twitter, berita online dan laporan langsung warga ke LaporCovid-19.

"Sebanyak 265 Korban jiwa tersebut tersebar di 47 Kota dan Kabupaten dari 10 Provinsi yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Lampung, Kepulauan Riau, Riau dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, provinsi yang terekam cukup banyak mengalami kematian di luar RS adalah Jawa Barat sejumlah 97 kematian dari 11 kota/kabupaten," kata Yerikho.

Selain itu banyak media yang memberitakan kematian pasien isolasi mandiri juga tersebar begitu banyak.

Misalnya saja, , kakak beradik di Tasikmalaya yang meninggal saat isoman dirumahnya.

"Selain itu, pada pemberitaan 30 Juni, Posko Dekontaminasi COVID-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat, sudah 41 pasien COVID-19 yang isoman di rumah meninggal dunia pada Juni 2021 ini. Mereka tidak mendapatkan penanganan COVID-19 yang memadai, terutama bantuan pernapasan oksigen," tulis turnbackhoaks. (cr09)

Berita Terkait
News Update