JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Berikut profil seorang politikus Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri telah dinyatakan meninggal dunia usai positif terpapar Covid-19.
Rachmawati yang juga merupakan anak ketiga dari presiden pertama RI, Ir Soekarno tutup usia pada Sabtu (3/7/2021) sekira pukul 06.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pusat.
Wanita yang memiliki nama lengkap Diah Pramana Rachmawati Soekarno Putri itu lahir di Jakarta pada 27 September 1950. Dia bercita-cita untuk terus dapat enciptakan masyarakat yang adil serta makmur.
Sewaktu kecil, Rachmawati diasuh oleh ibu angkatnya yakni Ibu Hadi, wanita yang merupakan asli Solo, Jawa Tengah.
Rachmawati sudah fasih dalam hal menari tarian Jawa, Sumatera dan Sunda karena ia mendapatkan ilmu itu semasa duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Selain menari, Rachmawati juga menggeluti dunia olahraga anggar, renang, dan bulu tangkis. Meskipun memiliki cita-cita sebagai seorang dokter, tetapi dia justru merupakan wanita yang lulus SMA dari jurusan sosial.
Rachmawati sempat berkuliah di di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1969.
Semasa hidupnya, Rachawati aktif di banyak kegiatan, seperti menjadi pengurus di organisasi Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Bung Karno, dan Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), serta pendiri Universitas Bung Karno (UBK) pada tahun 1981.
Rachmawati sendiri sudah menikah sebanyak 3 kali, pertama ia menikah dengan Dokter Martomo Pariatman Marzuki alias Tommy. Mereka melangsungkan akad nikah pada tahun 1969 tetapi hubungannya tidak berlangsung lama.
Pernikahan kedua ia menikah dengan aktor film Dicky Suprapto pada tahun 1975. Dari pernikahannya itu, Rachmawati melahirkan 2 anak bernama Muhammad Marhaendra Putra dan Muhammad Mahardhika Putra.
Setelah memutuskan untuk berpisah dengan Dicky Suprapto, akhirnya rachmawati menikah lagi dengan Benny Sumarno pada tahun 1995. Benny adalah ayah dari aktor Anjasmara dan sudah meninggal pada April 2018.
Rachmawati juga mendirikan Yayasan Pendidikan Soekarno dan Universitas Bung Karno (UBK), tetapi ia tak sendirian, ada sejumlah tokoh nasionalis di era kepemimpinan Soeharto yang ikut membantu membangunnya seperti Yano Bolang (Alm), Simon Tiranda (Alm) dan Bagin (Alm).
Tujuan didirikannya instansi pendidikan itu untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran Bung Karno, salah satunya seperti Trisakti Bung Karno yaitu, berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan. (cr03)
.jpg)
.jpg)
.png)
.jpg)
