Sering Pergi Sampai Nginep, Ternyata Punya Dua Suami

Jumat 02 Jul 2021, 07:30 WIB
Karikatur: Sering Pergi Sampai Nginep, Ternyata Punya Dua Suami. (Kartunis/Poskota.co.id)

Karikatur: Sering Pergi Sampai Nginep, Ternyata Punya Dua Suami. (Kartunis/Poskota.co.id)

SUAMI satu saja takkan habis dimakan rayap, kok berani-beraninya Marni, 30, punya dua suami alias poliandri. Resikonya dia jadi sering pergi sampai nginep. Tahu istrinya dikawin siri oleh perangkat desa, Ismail, 37, pun ngamuk dan melabrak Afandi, 35 di daerah Cerme (Gresik). Afandi terancam pecat dari jabatannya.

Lelaki punya istri dua bahkan sampai empat, itu hal biasa karena dalam Islam membolehkan poligami sepanjang kuat onderdil dan materil. Tapi di era gombalisasi ini, mulai sering terjadi perempuan bersuami dua. Bisa karena faktor ekonomi, bisa pula karena suami pertama sudah loyo, sedangkan suami kedua tampak begitu perkasa, rosa-rosa macam Mbah Marijan.

Adalah Marni, ibu rumahtangga muda yang tinggal di bilangan Cerme, Kabupaten Gresik (Jatim). Dia jadi urusan polisi karena ketahuan bersuami dua, meski suami yang kedua hanya dinikah secara siri. Padahal suami perdananya secara ekonomi juga cukup mapan. Tetapi kenapa “aset”-nya digo publikkan, sehingga dimiliki pula oleh Afandi seorang pamong desa di Gedangkulut di kabupaten yang sama.

Ismail semula tak mengetahui bahwa istri menduakan dirinya. Yang dia tahu, sejak setahun lalu Marni sering pamit suami pergi ke rumah orangtuanya sampai nginep. Sebagai suami yang baik, Ismail percaya saja, karena kedua anaknya juga sudah tidak balita lagi, sehingga tak begitu tergantung pada emaknya. Mereka sudah bisa mandi dan makan sendiri, bahkan yang gede sudah duduk di bangku SD.

Benarkah Marni ke rumah orangtuanya? Bohong! Dia bukan ke rumah orangtuanya, tapi ke rumah suami keduanya, Afandi yang kebetulan menjabat jadi perangkat desa di daerah Gedangkulut. Meski usianya sudah bukan lagi anak-anak, manjanya minta ampun. Asal Marni datang pasti minta gendong, depan lagi!

Tapi Marni senang-senang saja memanjakan suami keduanya itu. Karena Afandi memang benar-benar pria sejati. Maka semalaman dia memberikan pelayanan purna ranjang pada Afandi yang tinggal bersamanya juga di rumah kos-kosan. Tempat ini memang sekedar menjadi rumah singgah, artinya dihuni ketika Marni dan Afandi sama-sama bergairah.

Bagaimana mungkin Marni bisa punya dua suami? Apa memalsukan dokumen ketika nikah yang keduanya? Nggak juga sih, sebab perkawinannya dengan Afandi memang tak terdaftar di KUA, tapi hanya terdaftar di kyai kampung, karena memang mereka sekedar nikah siri. Meski tak tardaftar di negara, tapi ibarat sepeda motor sudah halal dikendarai. Tentu saja versi Marni dan Afandi. Sebab meski kawin siri itu sah, tapi kan tidak boleh menikahi bini orang. Jangankan menikahi, baru ngelamar saja hadist Nabi melarangnya untuk melamar wanita yang telah dilamar orang lain.

Skandal Marni-Afandi lama-lama tercium oleh Ismail ketika dia menemukan WA  istrinya untuk Afandi. Siapa Afandi yang sering dikontaknya itu? Tentu saja gelagepan Marni harus menjawab, sebab tak mungkin dia mengatakan: “Itu tuh pelukis terkenal di Yogya.” Itu kan fitnah, sedangkan sang maestro sendiri sudah lama meninggal.

Akhirnya ketimbang keteter menjawab macam test wawasan kebangsaan di KPK, akhirnya Marni ngaku saja bahwa Afandi memang PIL-nya. Bukan pil Ivermectin obat Covid-19, tapi Pria Idaman Lain yang selama ini memberikan kepuasan batiniah. “Jadi selama ini kamu poliandri ya? Pantesan sering pergi sampai nginep segala.” Omel Ismail pada istri.

Tak hanya marah pada istri, Ismail juga melabrak ke Gedangkulut, menemui Afandi yang “gedang”-nya diumbar ke bini orang segala. Di depan Pak Kades dan Ismail, Afandi tak bisa mengelak. Persoalan ini kemudian ditangani polisi. Bukan itu saja, warga yang malu pamongnya berkelakuan sebejat itu mendesak Afandi untuk mundur dari jabatannya.

Istri orang kok “dipinjam”, memangnya sepeda motor? (GTS)

News Update