ADVERTISEMENT

Pejabat Provinsi ke Daerah Ajak 'Turba' di Kamar Hotel

Kamis, 1 Juli 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur: Pejabat Provinsi ke Daerah Ajak 'Turba' di Kamar Hotel. (Kartunis/Poskota.co.id)
Karikatur: Pejabat Provinsi ke Daerah Ajak 'Turba' di Kamar Hotel. (Kartunis/Poskota.co.id)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PEJABAT provinsi ke daerah dan minta “diservis” itu cerita lama. Tapi servis yang diminta Dulpedro, 40, bukan uang melainkan goyang. Alvinda, 30, pegawai daerah yang cantik mau saja melayani. Tentu saja Leon suaminya mencak-mencak. Ketika Alvinda – Dulpedro sedang kencan, pintu kamar hotel didobraknya.

Orang pusat ke daerah, lalu diservis dengan uang, adalah cerita lama. Lebih-lebih jika dianya pejabat inpektorat. Cek sana cek sini tidak cocok, tapi begitu diberi ceq, langsung cocok. Tapi tak semua orang pusat butuh cek dan kemudian cocok, ada juga yang pengin “nyocok” pada perempuan cantik, di mana yang menyiapkannya pejabat daerah yang sedang ditinjau pusat.

Ny. Alvinda, adalah pegawai PUPR tingkat kabupaten di Muna, Sulawesi Tenggara. Orangnya cantik nan seksi menggiurkan, sehingga lelaki normal manapun akan menggumam, “Ini memang enak digoyang dan perlu!” Padahal Avinda ini sudah punya suami. Tapi masalahnya, jika sekedar wacana saja kan tidak dilarang undang-undang. Makanya, jika sekedar membayangkan bini orang, silakan saja karena dijamin tak melanggar pasal-pasal KUHP.

Adalah Dulpedro, oknum  PNS di Dinas PUPR Provinsi Sultra. Sekali kenal dengan pegawai PUPR Muna tersebut, langsung theng.......ukuran celana berubah mendadak, dari L ke XL. Ceritanya entah urusan apa waktu itu, Alvinda sempat ke provinsi dan kemudian dilayani Dulpedro. Sejak itu keduanya suka kontak-kontakan lewat WA dan rupanya hubungan keduanya semakin seru saja.

Baca Juga:

Belum lama ini kebetulan ada tugas sosialisasi program dinasnya ke daerah. Nah, Dulpedro yang dapat tugas ke Muna, girang banget karena nantinya bisa ketemu dengan Alvinda. Sayangnya dia bukan pejabat inspektorat. Jika pejabat inspektorat dia bisa minta bantuan pejabat daerah agar pembukuannya tampak jadi “rapi”. Semuanya bisa gratis.

Jika modus gaya Dulpedro pastilah Kepala Dinas tingkat daerah tak tahu menahu. Dan gara-gara Alvinda, si Dulpedro ini jadi lupa dan tak peduli akan suara batin hati nuraninya, “Wong pejabat Pekerjaan Umum kok hendak melakukan hal-hal yang tidak umum. Apa kata dunia?”

Tapi setan sudah berpihak pada Dulpedro, sehingga hati nurani kalah suara. Sayangnya pas dia hendak ke Muna, Alvinda sedang cuti. Karenanya demi ketemu PIL-nya, dia harus punya alasan khusus untuk bisa masuk kerja. Dan ternyata semua jadi maklum, termasuk pada Leon suaminya. Lelaki ini tak bisa menolak ketika dia malam sebelumnya mengatakan besok harus masuk kantor karena ada kunjungan pejabat provinsi.

Yang membuat Leon curiga, masak mau ketemu pejabat provinsi harus jam 06:00 pagi? Maka ketika pukul 05:30 istri sudah berangkat ke kantor, dia tergoda untuk cek lapangan. Anak balitanya diajak dengan naik sepeda motor. Ndilalah kersaning Allah, pas melintas di sebuah hotel, si Upik minta dibelikan kue yang dijajakan pakai gerobak. Seperti sudah diatur,  Leon kenal dengan si tukang kue, “Halah, tadi istrimu juga beli kue ke sini, sekarang dia ada di hotel.”

Deg, jantung Leon berdegup keras. Ngapain Alvinda pagi-pagi ke hotel? Curiga ada yang tidak beres, dia pulangkan dulu si Upik dan kembali ke hotel untuk menggerebeknya. Batinnya mengatakan, “Jangan-janga dia mau kencan dengan pejabat provinsi itu..”

Leon ketok pintu, tapi tak dibuka juga. Maka pintu pun ditendang sampai jebol. Apa yang terjadi di dalam? Istrinya sudah melepas jilbab, sementara pejabat provinsi sudah bugil di ranjang. “Anda memang kelewatan! Jadi pejabat Pekerjaan Umum, tapi kelakuannya tidak umum.” Protesnya. Sebelum terjadi keributan, polisi yang telah dilapori Leon segera datang dan menggiring keduanya ke Polsel Botupu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT