ADVERTISEMENT

Nah Ini Dia, Merasa Memiliki Bu Dayat Suaminya Mencak-Mencak

Rabu, 30 Juni 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur Nah Ini Dia: Merasa Memiliki Bu Dayat Suaminya Mencak-Mencak. (Kartunis/Poskota.co.id/GTS)
Karikatur Nah Ini Dia: Merasa Memiliki Bu Dayat Suaminya Mencak-Mencak. (Kartunis/Poskota.co.id/GTS)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bu Dayat, 32, memang cantik, sehingga banyak lelaki suka menikmati wajahnya. Cuma menikmati wajahnya lho, bukan yang lain. Tapi Widayat, 37, selaku suaminya tak suka bila istri dipelototi lama-lama seperti yang dilakukan oleh Darwanto, 40. Saking jengkelnya, Darwanto pun diteror secara pisik dan mental.

Di era gombalisasi ini, bangsa Indonesia banyak yang kehilangan sense of belonging (rasa memiliki) pada budayanya sendiri. Ada yang kebarat-baratan, banyak pula yang kearab-araban. Tukang cukur kebarat-baratan, kalau kiosnya buka pintunya ditulis: open, dan kalau sudah tutup: klosed. Sedangkan yang kearab-araban, ke mana-mana pakai jubah, anak balitanya sudah dipakaikan jilbab. Pada teman menyebut antum, istri dipanggil umi dan suami disebut abi.

Darwanto warga Sendang Kabupaten Tulungagung, tak sampai sebegitunya. Dia masih mencintai pada budayanya sendiri. Masih doyan nonton wayang, dan jika jadi panitia mantenan juga mengenakan seragam busana Jawa. Tontonan ketoprak juga hobi. Di masa jaya-jayanya ketoprak Siswo Budaya pimpinan Siswondho, juga sering nonton. Dia memang benar-benar merasa memiliki budaya bangsa, jangan sampai punah terlindas budaya asing.

Bagaimana dengan Bu......Dayat? Wah, ini soal lain! Dia juga suka menikmati wajah bini Widayat tetangganya tersebut secara berlama-lama. Wajahnya memang mirip Dian Sastro. Tapi karena sadar bahwa Bu Dayat ini sudah punya suami, ya......sekedar merasa memiliki sajalah. Yang penting kan tidak sampai memimiki. Darwanto memang tak mau sampai ketahuan sebagai seniman dalam arti: senang istri teman!

Rupanya “sense of belonging”-nya Darwanto ini terbaca pula oleh Widayat. Sikap Darwanto yang suka mencuri-curi pandang, dan kemudian memelototi, membuat Widayat jadi risih. Kalau bisa mau menculek itu mata Darwanto. Soalnya, sambil memandangi wajah Bu Dayat yang menggamit rasa merangsang pandang, pasti otaknya jadi ngeres dan jorok.

Widayat menjadi cemburu. Sebab status sosial Darwanto lebih tinggi darinya. Ke mana-mana Darwanto mengendarai mobil, meski hanya Kijang Kapsul 2004. Sedangkan Widayat, baru mampu beli sepeda motor antik Honda ’69 yang suara mesinnya ngukkk engukk...... Takutnya sang istri terpikat pada Darwanto, karena bukankah perempuan itu Gusti Allah-nya duit dan nabinya jarit (kain)?

Entah kenapa, belakangan rasa cemburu Widayat pada Darwanto semakin mengkristal. Keberadaan Darwanto menjadi ancaman. Mungkin rada-rada setress atau bagaimana, pukul 02:00 dinihari Widayat ke rumah Darwanto, teriak-teriak panggil namanya. ”Keluar kamu Darwanto, kalau memang pria sejati.” Tantang Widayat.

Lama-lama Darwanto terbangun dari tidurnya, karena dipanggil-panggil melulu oleh Widayat. Dia jadi kaget karena dituduh bukan pria sejati. Padahal setahunya, pria sejati rokoknya harus Gudang Garam. Darwanto pun keluar menemui tetangganya itu. Tapi begitu keluar pintu langsung dipiting lehernya dan diancam dengan clurit, “Pilih saya potong lehermu, atau berhenti menyelingkuhi istriku?”

Sebetulnya Darwanto marah atas tuduhan tak berdasar itu. Tapi situasinya tak menguntungkan. Maka ketimbang mati konyol, dia memilih menyodok perut Widayat pakai sikut dengan kerasnya. Begitu  pitingan leher mengendor, Darwanto langsung kabur menuju kantor polisi.

Widayat yang kecewa buronannya lepas, melampiaskan dengan melempari genting rumah Darwanto pakai batu. Sebelum genting itu semakin banyak yang pecah, polisi sudah datang dan menangkapnya lalu digelandang ke Polsek Sendang.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT