ADVERTISEMENT

Sandiaga Uno Apresiasi Program Co-Firing PLN, Ubah Sampah Jadi Pelet

Senin, 28 Juni 2021 08:32 WIB

Share
Tempat pengolahan sampah biomassa (pelet) menjadi bahan bakar PLTU Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Ist)
Tempat pengolahan sampah biomassa (pelet) menjadi bahan bakar PLTU Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengapresiasi program co-firing PLN yang memanfaatkan hasil olahan sampah biomassa (pelet) menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Tak hanya untuk pembangkit, pelet juga dimanfaatkan warga Ende sebagai bahan bakar memasak. Sandiaga berharap, program ini harus terus dilanjutkan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Ayo gerak bersama antara PLN, Pemerintah Kabupaten Ende, garap potensi pariwisata bersama. Pada intinya kami sangat support karena pariwisata yang berkualitas di era pandemi mengutamakan pariwisata yang bersih, ramah dan berkelanjutan," ujarnya saat 'Kickoff Continuous Run Cofiring' di PLTU Ropa dan Wisata Energi Bersih di Kabupaten Ende, NTT, dalam keterangan tertulisnya.

Energi  Baru

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, program co-firing merupakan bagian dari transformasi PLN untuk mendukung program peningkatan bauran energi baru terbarukan 23 persen hingga 2025.

Tak hanya di Ende, program co-firing juga dilakukan PLN di 54 lokasi PLTU di Indonesia hingga 2024. Wiluyo berharap program ini dapat menjadi solusi penanganan sampah sekaligus membangun ekonomi kerakyatan di daerah. "PLN siap sinergi untuk menjalankan program ini," tutur Wiluyo. 

Melalui program yang dimulai tahun lalu ini, PLN melatih warga setempat untuk mengolah sampah biomassa menjadi pelet dengan membangun tempat pengolahan sampah. 

Sampah yang dijadikan pelet ini berasal dari sampah sisa masakan, dedaunan, sampah rumput dan organik lainnya. 

Selain lebih ramah lingkungan, pemanfaat pelet bisa menekan biaya pembelian minyak tanah yang biasanya bisa mencapai Rp 200 ribu-Rp 700 ribu per bulan.

PLN mengalokasikan dana Rp 855,73 juta melalui PLN Peduli, yang melibatkan peran serta masyarakat untuk mendukung program co-firing PLTU Ropa.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT