JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Tersebarnya Covid-19 varian delta membuat kondisi pandemi di Indonesia justru kini menjadi semakain parah dan mencekam.
Varian Covid-19 yang datang dari negara India itu saat ini telah menyebar ke 80 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Varian Delta atau B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 dan kini telah menjadi jenis virus yang dominan di Inggris, bahkan saat ini mencakup lebih dari 90% kasus di sana.
Selain itu di Amerika Serikat, jumlah kasus varian Delta meningkat drastis, naik dari 10 persen dari total kasus Covid-19 menjadi 20 persen.
Lonjakan ini telah membuat Dr Anthony Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih, menyebut varian itu sebagai "ancaman terbesar" bagi upaya AS untuk memberantas Covid-19.
Baik Inggris dan AS memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi, dan masih harus dilihat apakah populasi mereka terlindungi dari jenis ini.
Bisakah Vaksin Menangkal Covid-19 Varian Delta?
Tingkat kekebalan dari vaksin Covid-19 memiliki berbagai macam variasi. Menurut data dari Inggris, vaksin Covid-19 dosis tunggal hanya 33 persen berkhasiat melawan Covid-19 varian delta.
Akan tetapi ada harapan bahwa mereka yang telah divaksinasi sebanyak dua kali bisa cukup terlindungi dari penyakit serius. Menurut data dari PHE, vaksin mRNA Pfizer 96 persen efektif melindungi diri dari Covid-19 varian delta, dan vaksin AstraZeneca 92 persen juga terbukti efektif melawan varian itu.
Varian Delta telah mengembangkan mutasi baru dari jenis yang pertama kali ditemukan pada varian Beta. Varian delta memiliki mutasi K417N pada protein lonjakannya, yang dikaitkan dengan peningkatan pelepasan kekebalan. (cr03)