Hindari Aktivitas Bersama

Jumat 25 Jun 2021, 06:30 WIB
Karikatur Sental-Sentil: Hindari Aktivitas Bersama. (kartunis: poskota/ucha)

Karikatur Sental-Sentil: Hindari Aktivitas Bersama. (kartunis: poskota/ucha)

MENUTUP lokasi hiburan dan wisata sementara waktu adalah langkah tepat untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus corona. Begitu pun menutup ruang terbuka hijau seperti hutan kota, taman kota, tempat bermain, tempat pembibitan kebun dan sejenisnya sebagai upaya menghentikan penyebaran.

Lebih-lebih lonjakan kasus yang semakin mengerikan di negara kita. Data Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) menyebutkan terdapat penambahan kasus positif sebanyak 20.575 orang pada Kamis (24/06/2021). Total kasus secara nasional menjadi 2.053.995.

Ini rekor tertinggi sejak Covid-19 menimpa negara kita, 2 Maret 2020, setelah  Rabu (22/06/2021) juga pecah rekor baru dengan penambahan kasus positif  15.308 orang. 

Artinya dalam dua hari ini, penambahan kasus melonjak tajam.

Ini harus lebih diwaspadai dengan mengambil kebijakan untuk menutup tempat – tempat umum yang sering menimbulkan kerumunan. Menutup ruang terbuka hijau seperti hutan kota, taman kota, tempat bermain, tempat pembibitan kebun dan sejenisnya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta menjadi satu alternatif kebijakan.

Dengan menutup tempat tersebut, maka tidak ada lagi warga masyarakat yang datang dan berkumpul. Tak ada lagi kerumunan, dengan alasan apa pun.

Meski tempat telah ditutup, pengawasan hendaknya tetap dilakukan, termasuk menjaga kebersihan lingkungan agar jangan sampai menjadi sumber penyakit yang lain. Jangan pula yang satu ditutup, yang lain menjadi terbuka.

Penutupan lokasi hiburan dan wisata, membatasi jumlah pengunjung kafe, mall dan perkantoran, tentu bertujuan untuk mengurangi mobilitas penduduk beraktivitas keluar rumah.

Dengan berkurangnya mobilitas berarti pula akan mengurangi intensitas interaksi antar-manusia. Sementara kita tahu, penularan virus corona dan varian barunya terjadi karena adanya interaksi antar-manusia. Bisa melalui sentuhan, jabat tangan, droplet atau benda- benda yang dipegang bersama, sementara benda itu telah terkontaminasi virus.

Intinya aktivitas bersama-sama seperti berkerumun, nongkrong-nongkrong, makan bersama, nyanyi bareng lebih riskan tertular virus. Sebab, dalam aktivitas tersebut suatu saat harus membuka masker, baik karena berbicara atau makan bersama.

Kasus hajatan, halal bihalal dan makan bareng usai kerja bakti yang berujung kepada munculnya klaster baru, menjadi bukti bahwa lepas masker terlalu lama dalam sebuah kerumunan berpotensi terjadinya penularan.

Karenanya sebaiknya menghindari aktivitas bersama yang memungkinkan suatu saat harus lepas masker. Kalau pun terpaksa harus bertemu, cari ruang terbuka, banyak sirkulasi udara. Meski ini pun belum menjadi jaminan, tetapi setidaknya mengurangi risiko penularan.

Intinya kita sendiri yang lebih tahu aktivitas seperti apa yang lebih minim risiko, tempat seperti apa yang harus dijauhi, daerah mana saja yang sementara waktu tidak perlu dikunjungi.

Memakai masker menjadi wajib. Jangan lengah untuk  menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan menjauhi kerumunan. Jangan lupa pula membatasi mobilitas dan interaksi. Semoga tetap sehat. (jokles)

Berita Terkait

Percayalah, Insyaf Itu Indah Lho!

Minggu 27 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined

Cari Perhatian Aja, Kok, Repot!

Selasa 29 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined
News Update