Dinkes Kota Tangerang Belum Bisa Menjelaskan Ihwal Joko Susanto yang Meninggal Setelah Menerima Vaksin

Jumat 25 Jun 2021, 09:43 WIB
Suami meninggal setelah mendapat vaksin. Istri Joko Susanto saat dijumpai di kediamannya. (foto: Iqbal)

Suami meninggal setelah mendapat vaksin. Istri Joko Susanto saat dijumpai di kediamannya. (foto: Iqbal)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang belum dapat menjelaskan ihwal penyebab kematian Joko Susanto yang meninggal setelah menerima vaksin pertama.

Warga di Kelurahan Kunciran Jaya, Kecamatan Pinang RT 3 RW 3 ini meninggal Rabu (23/6/2021) kemarin. Kematian nya menjadi perhatian khususnya bagi keluarga yang mengklaim Susanto menderita sakit usai menerima vaksin di Puskesmas Kunciran Baru.

Kepala Dinkes Kota Tangerang, Liza Puspadewi belum dapat menjelaskan secara rinci ihwal kejadian ini. Rencananya hal ini akan dibahas oleh Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Pokja KIPI) pada Sabtu, (26/6/2021) mendatang.

"Jadi sudah 251 ribu warga Kota Tangerang yang sudah divaksin. Jadi sekecil apapun efek dari vaksin akan kami bahas dengan Pokja KIPI," kata Liza, Kamis, (24/06/2021).

Sementara, pihaknya bersama Pokja KIPI akan mengumpulkan semua data sebelum atau pasca vaksin yang dilakukan terhadap Joko Susanto. Jawaban penyebab kematian Joko kata Liza akan dibagikan secepatnya.

"Kita sekecil apapun akan dibahas. Sepeti tempo hari ada warga yang divaksin di mini ICU di mengeluhkan pusing itu kita bahas apa sebabnya," kata Liza.

Liza mengklaim, selama proses vaksinasi terhadap 251 ribu warga itu, belum ada yang meninggal. Kalaupun ada kata Liza bukan disebabkan oleh vaksin.

Namun, coincidence. Artinya, dia meninggal lantaran mempunyai penyakit dan kebetulan meninggal setelah divaksin.

"Kalau coincidence itu artinya lu udah punya penyakit. Itu kan hasil dari kajian dari Pokja," ungkap Liza.

Terkait dengan tensi darah. Sebelumnya, istri Joko, Putri Rahmawati mengatakan suaminya divaksin pada saat tensi 160.

Menurut, Liza masyarakat Awan dapat divaksin dengan maksimal tensi darah 180. "Kalo 160 tensi warga awam bisa," katanya.

Joko juga diklaim tak memiliki penyakit bawaan. Sebelum divaksin, kata sang istri, Joko juga tak tanyai saat di sreening sebelum divaksin. Hanya di tensi dan langsung divaksin oleh pihak Puskesmas. Namun begitu, Liza belum dapat memastikan hal tersebut.

"Kami akan meng-counternya semua dengan data. Semua terdata terekam. Kita bisa lihat di datanya itu, kalo dia bohong pasti datanya tidak itu hasil wawancara kita, sabar pasti ada press rilis," tutur Liza.

Soal dugaan vaksin kadaluarsa menurut Liza hal itu dirasa tidak mungkin. Pasalnya, kata Liza Kota Tangerang merupakan wilayah yang paling cepat soal vaksin di Banten.

"Dari semua provinsi Banten yang paling cepet kota Tangerang, artinya kemungkinan kadaluarsa kecil. Kita sekali ada vaksin langsung digunakan jadi memang di gak sempet kadaluarsa," jelasnya. (*)

Berita Terkait

News Update