Tim Terpadu Mapping Antisipasi Konflik Sosial Terkait Pilkades Serentak di Serang

Kamis 24 Jun 2021, 23:31 WIB
Suasana Rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2021 di Aula KH. Syam’un, Kamis (24/6/2021). (dok)

Suasana Rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2021 di Aula KH. Syam’un, Kamis (24/6/2021). (dok)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Kabupaten Serang memastikan, sudah membuat mapping guna mengantisipasi agar tidak terjadinya konflik sosial antar masyarakat.

Baik menjelang maupun paska Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di Kabupaten Serang yang akan dihelat pada 11 Juli 2021.

"Kami (Pemkab Serang), kepolisian dan TNI sebagai unsur pengamanan sudah membuat mapping permasalahan konflik yang kira-kira bakal terjadi, jadi nanti biar diantisipasi supaya tidak terjadi," kata Asisten Daerah (Asda) I Bidang Adminitrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna.

Hal itu disampaikan Nanang usai memimpin Rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2021 yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di Aula KH. Syam’un pada Kamis (24/6/2021).

"Badan Kesbangpol secara rutin melaksanakan rakor untuk antisipasi mencegah secara dini tentang konflik sosial," tambah Nanang.

Berdasarkan hasil rakor, lanjut Nanang, ada beberapa point yang menjadi bahan perhatian dari Badan Kesbangpol pertama, menjelang Pilkades yang akan digelar pada 11 Juli 2021.

Tahapan terakhir, sudah dilaksanakan tes tertulis yang diikuti 27 desa.

"Itu efeknya bakal calon yang tidak lulus masih harus diperhatikan, begitupun yang lolos ke tahapan selanjutnya. Itu yang pertama," terangnya.

Yang kedua sama pada pelaksanaan pilkades, namun terkait mengantisipasi penyebaran covid-19.

Sebab, sebut Nanang, akan terjadinya kerumunan pada hari pencoblosan Pilkades tepatnya di Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas dengan jumlah sebanyak 10 ribu pemilih. Kemudian di Desa Cikande, Kecamatan Cikande sebanyak 13 ribu pemilih.

"Itu pemilih akan berkumpul di satu tempat walaupun itu disekat masing-masing TPS, ada 33 TPS tapi di satu lokasi lapangan, nah sehingga dari rapat ini kami berfikir akan rawan penyebaran covid. Sehingga, di usulkan ke Pemda atau pimpinan untuk bagaimana menanganinya," ungkapnya.

Berita Terkait
News Update