Oleh Joko Lestari, Wartawan Poskota
JAKARTA harus lebih baik lagi. Kata ini tak sebatas ucapan dan harapan, tetapi wajib diupayakan untuk segera diwujudkan. Siapapun gubernurnya, DKI Jakarta harus maju dan sejahtera.
Ini bukan karena Jakarta sebagai ibukota negara, pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan , pusat segala pengendalian jalannya pemerintahan sebuah negara. Maknanya Jakarta harus lebih terkendali dalam bidang sosial politik, sosial ekonomi dan sosial keamanan.
Situasi akan terkendali jika Jakarta lepas dari beragam problema. Jika masyarakatnya maju dan sejahtera.
Kita masih ingat tagline indah Anies Baswedan, yang dicetuskan saat kampanye Pilkada tahun 2017 lalu, yakni “Jakarta maju kotanya, bahagia warganya” yang kemudian dijabarkan dan ditindaklanjuti dalam pembangunan hingga sekarang.
Tentu dengan tujuan Jakarta lebih baik lagi. Jakarta yang maju dan sejahtera sehingga warganya menjadi bahagia. Sebab, tanpa kesejahteraan kebahagiaan sulit didapatkan.
Kita dapat memahami memajukan Jakarta dan sejahterakan warganya tidak semudah seperti membalik telapak tangan.
Jakarta penuh dengan problema, apalagi di era pandemi sekarang ini, lebih-lebih lagi dalam beberapa hari terakhir, kasus positif Covid-19 terus melonjak dari hari ke hari. Terakhir, angka bertambah di atas 5.000 kasus per hari, sebesar angka penambahan kasus positif secara nasional pada awal bulan Juni ini.
Tetapi di balik tantangan, terdapat peluang besar untuk memajukan Jakarta. Peluang dimaksud berupa potensi yang dimiliki, seperti letak geografis yang strategis, masih menjadikan Jakarta sebagai pusat perekonomian, perdagangan dan keuangan terbesar di Indonesia.
Potensi lainnya adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Tak hanya jumlah penduduknya cukup besar 10,56 juta jiwa (hasil sensus penduduk tahun 2020), juga usia produktif (15-64 tahun) penduduknya sebesar lebih 71 persen. Indeks Pembangunan Manusia DKI Jakarta mencapai 80,77 persen, yang tertinggi di negara kita. Belum lagi dari segi pendidikan dan kemampuan (skill) yang dimiliki warga Jakarta.
Kondisi ini, boleh jadi yang disebut Anies Baswedan, bahwa masyarakat Jakarta adalah pribadi-pribadi tangguh. Siap menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah, siap bekerja keras dan tuntas seperti disampaikan Gubernur Anies Baswedan ketika memimpin upacara peringatan HUT ke- 494 Kota Jakarta, di Balai Kota, Selasa (22/06/2021).
Kita sepakat, pribadi-pribadi tangguh sangat dibutuhkan. Kini semakin dibutuhkan penyatuan pribadi-pribadi tangguh dari beragam latar belakang itu melalui karya nyata membangun Jakarta yang maju dan sejahtera.
Penyatuan pribadi tangguh dari beragam latar belakang menjadi penting agar tak ada lagi benturan kelas sosial ekonomi, tak lagi melihat latar belakang partisan, dari parpol mana, tak ada lagi menengarai dari kelompok siapa, simpatisan siapa dan dari mana.
Semuanya hendaknya lebur menjadi satu kesatuan melalui sebuah kolaborasi dengan tujuan mulia membangun Jakarta lebih baik lagi, tanpa melihat siapa gubernurnya. Tetapi program nyata untuk kesejahteraan warga Jakarta. (*)