Wamenag Minta GSPDI untuk Terus Menjaga Kerukunan Beragama

Senin 21 Jun 2021, 21:50 WIB
Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi. (ist)

Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi mengapresiasi kiprah Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI), mengambil peran lebih besar lagi dalam mewujudkan tata kehidupan bangsa yang lebih baik, serta menjaga kerukunan. 

"Sebab, faktor kerukunan adalah syarat utama menjaga keberagaman tetap damai dan harmonis," terang Wamenag saat mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri ulang tahun ke-70 GSPDI, di Jakarta, Senin (21/6/2021). 

“Dengan pengalaman serta program pelayanan yang dimilikinya, Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia (GSPDI) sangat mumpuni dalam melaksanakan tugas mulia tersebut, ” tambah Wamenag. 

Hadir dalam kesempatan ini, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Ketua Umum Majelis Pusat GSPDI beserta jajarannya, serta para pimpinan gereja, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.

Wamenag menambahkan tugas gereja adalah melayani umat dengan sebaik-baiknya sesuai ajaran agama yang dianut sedangkan tugas pemerintah adalah membina, mengayomi, memberikan kepastian hukum yang tegas sehingga ketika saudara-saudara melayani jemaat, tugas tersebut dapat dilakukan dengan rasa tenang tanpa kecemasan.

Wamenag juga berharap gereja memperluas perannya dalam mengedukasi jemaat tentang pentingnya jiwa enterpreneurship.

Jemaat di dorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Pelayanan enterpreneurship menjadi sangat penting karena dapat membangun pondasi perekonomian yang kuat, menciptakan perubahan sosial serta mendorong inovasi kreatif. 

 "Agama tidak hanya memiliki dimensi spiritual individual tetapi juga dimensi sosial. Itulah sebabnya mengapa institusi keagamaan termasuk institusi sosial yang potensial mengembangkan kewirausahaan social,” tuturnya.

Zainut Tauhid menambahkan Paulus sang rasul yang militan memberikan contoh dalam pelayanannya, sembari melakukan tugas pelayanan, Paulus juga menjalankan profesi sebagai tukang tenda.

Usaha ini berfaedah sehingga Paulus tidak membebani jemaat dalam pelayanannya. 

Pada bagian lain, Wamenag mengatakan, GSPDI juga perlu mengelaborasi bentuk-bentuk pelayanannya ke arah gereja virtual.

“Ke depan, sekalipun pandemi mungkin akan berakhir namun yakinlah kemajuan teknologi tidak akan mundur ke belakang. Konseling tatap muka digantikan dengan konseling virtual. Bentuk-bentuk pelayanan konvensional digantikan dengan pelayanan virtual,” Zainut Tauhid menandaskan. (johara)

 

Berita Terkait

News Update