JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatajkan ada perbedaan data terkait jumlah kasus positif Covid-19 yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dengan kasus nyata di lapangan.
"Bahwa ada disparitas antara data yang kita temukan dari Dinas Kesehatan maupun 'real' yang ada di lapangan," kata Hengki di Monas, Jakarta Pusat, Senin (21/6/2021).
Menurut Hengki, justru data masyarakat positif yang pihaknya dapatkan di lapangan lebih sedikit ketimbang data yang dikeluarkan oleh Dinkes Kesehatan DKI Jakarta melalui website corona.jakarta.go.id.
Disebutnya, ada perbedaan sekitar sepertiga dari data di lapangan dengan data Dinkes DKI Jakarta. Hengki mengklaim hal itu terjadi lantaran banyak masyarakat yang tak lapor usai dinyatakan sembuh dari Covid-19.
"Seperti di Kelurahan Kebon Kelapa terdata di Puskesmas masih 18 orang terkonfirmasi positif, padahal petugas sudah mengecek bahwa yang bersangkutan sudah negatif, ini yang buat melonjak," sebutnya.
Selain itu Hengki juga menyebut, perbedaan tersebut terjadi karena data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berasal dari NIK dan KTP pasien bukan berdasarkan domisili tempat tinggal warga.
Perbedaan data juga dipengaruhi karena petugas tidak selalu memverifikasi warga yang sudah pulang dari isolasi, atau perawatan di RS maupun Wisma Atlet Kemayoran.
Hal itulah yang membuat Polres Jakarta Pusat bersama dengan TNI dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat menginisiasi dibentuknya posko bersama tiga pilar.
"Namun demikian, pembentukan posko ini dikonsentrasikan di pemukiman padat penduduk yang disinyalir menjadi sumber penyebaran COVID-19," imbuhnya. (cr-05)