LONJAKAN kasus positif Covid-19 terus terjadi. Provinsi di Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar penambahan kasus harian, dengan DKI Jakarta sebagai peringkat pertama.
Sejak beberapa hari ini angka penambahan kasus di Jakarta terus meningkat di atas 4.000 kasus. Akhir pekan kemarin, Sabtu (19/06/2021), hampir menembus angka 5 ribu, tepatnya 4.895 dari total kasus nasional sebanyak 12.900. Artinya lebih 30 persen penambahan asus disumbang dari Jakarta.
Cukup beralasan jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mewanti-wanti warga untuk tidak keluar rumah pada hari Sabtu dan Minggu, kecuali olahraga. Itu pun harus tetap mematuhi protokol kesehatan seperti dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Selesai olahraga, segera pulang ke rumah, tak harus mampir ke kafe atau restoran untuk makan-makan dulu.
Sebab, dengan mampir ke kafe akan terjadi kerumunan, kemudian membuka masker ketika hendak menyantap makanan. Kondisi seperti yang berpotensi terjadinya penularan. Bisa tertular atau menulari orang lain.
Yah, semua warga Jakarta harus siaga terhadap lingkungan sekitarnya, Siaga melindungi diri sendiri agar situasi buruk tidak terjadi.
Situasi Jakarta seperti dikatakan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, sedang tidak baik-baik saja. Semuanya wajib ekstra waspada menjaga kesehatan diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Sayangi diri sendiri dan orang-orang terdekat yang kita cintai. Caranya terapkan 5M. Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi.
Data yang tersaji, kerumunan masih yang dominan berpotensi terjadinya penularan virus corona. Belum lagi virus varian baru yang lebih mudah mewabah. Disebut lebih ganas dari yang terdahulu karena lebih cepat menular, potensi penyebaran lebih tinggi serta lebih sulit dikendalikan yang bisa berakibat pasien rawan kritis, jika tidak segera mendapat penanganan ekstra.
Melihat kondisi ini, haruskah kita memaksakan diri untuk tetap berkerumun sekadar ngumpul-ngumpul melepas kangen, apalagi abai terhadap protokol kesehatan saat beraktivitas bersama.
Kita dapat memahami, masing-masing punya otoritas untuk beraktivitas. Hanya saja tak ada salahnya mengekang diri terhadap aktivitas yang tidak prioritas. Lebih aman tetap produktif dengan melakukan aktivitas di rumah untuk mencegah penularan.
Bagi pengelola usaha, apapun bentuk usahanya wajib mematuhi ketentuan yang berlaku. Jika perkantoran membatasi jumlah karyawan yang hadir, selain ketat prokes. Bagi restoran, kafe atau mal dengan membatasi pengunjung, menyediakan fasilitas kesehatan dan mengingatkan semua yang hadir untuk tetap menjaga prokes.
Jangan biarkan jumlah pengunjung melebihi kapasitas. Lebih baik mencegah, ketimbang menyesal kemudian karena usahanya di-lockdown. ( jokles)