Pertama, tak akan ditegur sapa, kedua takkan dibelikan HP baru, dan ketiga takkan dibiayai sekolahnya di SMA. “Kalau kamu nurut, kita kan sama-sama enak,” kata Marjohan, sampai-sampai setan yang mendengarnya tertawa berguling-guling.
Demikianlah, Luluk pun terpaksa melayani hasrat ayah tirinya. Awalnya sih takut dan sakit, tapi hari-hari berikutnya anak tiri itu sudah bisa menikmati.
Apa lagi sang ayah benar-benar kemudian membelikan HP baru. Cuma repotnya, di kala dia sedang asyik nonton Youtube, tahu-tahu ayah tiri mengajak “You ngentub”.
Sekian bulan kemudian terjadi kegemparan di rumah Marjohan. Di kala istri hamil 7 bulan, tahu-tahu Luluk juga hamil 4 bulan. Tentu saja tetangga bertanya-tanya, hamil saja kok kompak banget.
Kalau soal Ny. Marjohan pastilah karena andil suami. Tapi si Luluk, siapa pelakunya? Mungkin dia sudah punya pacar dan si dia minta DP nol rupiah.
Luluk pun diinterogasi emaknya, siapa pelakunya? Kalau ada pacar, di mana rumahnya biar diusut dan dimintai tanggungjawab. Ternyata jawab Luluk bagaikan geledek di siang bolong, karena yang menghamili justru ayah sendiri. Tentu saja sang ibu marah dan melabrak suami, “Kamu keterlauan Pak, kayak charger HP saja, buat nyetrom sana sini.”
Akhirnya Marjohan dilaporkan ke Polres Tanah Grogot dan ditahan. Dalam pemeriksaan dia mengakui, tak tahan melihat bodi bongsor anak tirinya. Di kala istri mulai males melayani karena sedang hamil, sasarannya pada si anak tiri. Karena imannya tipis, “imin”-nya yang jadi kemajon. (GTS