JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil keputusan untuk menunda pelaksaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang telah berlangsung.
Hal ini dilakukan menyusul meningkatkan kasus Covid-19 akhir-akhir ini.
Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menunda PTM itu pun juga mendapatkan apresiasi sejumlah guru yang sekolahnya telah terpilih melaksanakan PTM.
Seperti halnya, Kepala Sekolah SMK 38 Jakarta, Ida Saidah.
Ia mengatakan mendukung kebijakan orang nomor satu itu, ditengah kekhawatiran atas lonjakan kasus Covid-19 terhadap anak didiknya di sekolah.
"Memang yang harus diperhatikan keselamatan guru dan murid kita. Kan memang kasus ini tinggi banget dan ini memang yang kita harapkan, karena kita ngak pernah tahu kondisi anak maupun guru," kata Ida Saidah dikonfirmasi, Jumat (18/6/2021).
Dengan ditundanya pelaksanaan PTM ini, Ida mengaku cukup senang, sebab jika dipaksakan terus berjalan ia khawatir justru akan menjadikan kluster, ditengah meningkatkan kasus beberapa akhir ini.
Kini pihaknya pun terpaksa harus kembali melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kita liat juga ya Wisma Atlet mulai tinggi juga. Jadi itu juga kekhawatiran kita juga. Ya kita berharap Covid-19 ini bisa segera melandai," katanya.
Disisi lain, Ida mengaku memang dengan pembelajaran daring atau PJJ memang tidak sesuai dengan kebutuhan para siswa didiknya, apalagi siswa SMK lebih banyak melakukan pembelajaran secara praktek dibandingkan teori.
"SMK itu kan memang perlu banget ya luring ya. Mereka harus praktek tidak bisa praktek di rumah. Ya mudah-mudah ini segera selesai biar anak didik juga bisa melaksanakan luring lagi," ujarnya.
Tak berbeda jauh hal serupa juga dikatakan oleh Kepala Sekolah SMAN 20 Jakarta, Mutia.
Ia mengaku meski baru beberapa minggu melaksanakan PTM, pihaknya terpaksa harus kembali ke sistem PJJ, meski memang diakui anak didiknya sudah rindu sekolah tatap muka.
"Yang perlu kita ketahui bersama keselamatan anak dan guru merupakan nomor satu. Meski kita lolos assesment untuk melakukan PTM, tapi yang utama yaitu izin orangtua," kata Mutia.
Menurut Mutia, sejak dilakukan PTM, pihak sekolah pun selalu menekankan kepada orangtua murid untuk melihat betul situasi kondisi lingkungan dan kesehatan anak, sebelum memberikan izin untuk mengikuti PTM.
Sehingga dengan di tundanya PTM ini para orangtua pun banyak yang setuju.
"Ya kita hanya bisa berharap pandemi ini setidaknya bisa kembali landai. Kita juga mengajak anak didik kami untuk selalu menjaga protokol kesehatan meski saat ini kembali PJJ," ucapnya. (cr-05)