Utang dan Pajak Naik Sementara  Ekonomi Tumbuh Negatif, DPR: Pemerintah Harus Evaluasi Kebijakan Ekonomi

Kamis, 17 Juni 2021 16:43 WIB

Share
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Sukamta. (foto: rizal)
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Sukamta. (foto: rizal)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID  - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Sukamta menyatakan,  pemerintah harus evaluasi kebijakan ekonomi akibat dari kenaikan utang terus menerus, berbagai kebijakan kenaikan pajak naik sementara pertumbuhan ekonomi negatif. 

Ia  menilai pemerintah minim inovasi dalam mencari sumber pembiayaan negara.

"Utang pemerintah terus meningkat secara jumlah dan ratio terhadap PDB. Sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19. Bahkan utang menjadi sumber utama pembiayaan pemerintah ketika pandemi Covid-19," katanya, Kamis (17/6/2021)

Sukamta mengatakan, porsi utang yang sudah di atas 30% dan tingkat imbal hasil/bunga yang tidak efisien dan memberatkan. Bahkan dibandingkan dengan negara tetangga ASEAN. 

"Jumlah utang yang terus membesar pada akhirnya rakyat Indonesia yang harus menanggung beban dengan kenaikan dan penambahan jenis pajak. Hal ini terjadi karena pemerintah tidak memiliki inovasi kebijakan fiskal," kata  anggota Komisi I DPR RI ini.

Menurut data Menteri Keuangan, utang pemerintah per akhir April 2021 telah mencapai Rp 6.527,29 triliun. Utang melonjak 26% atau Rp 1.355 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 5.172,48 triliun. Akibatnya rasio utang pemerintah pun mencapai 41,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sukamta pun menyoroti  kenaikan utang dan jumlahnya yang besar ternyata tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih resesi, hanya tumbuh negatif 0,74% padahal anggaran pemulihan ekonomi sangat besar.  Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 hingga 21 Mei 2021 sebesar Rp183,98 triliun, atau sebesar 26,3 persen dari total pagu anggaran Rp699 triliun.

"Namun sebagian besar anggaran dipergunakan untuk membayar utang, belanja konsumtif rutin pemerintah yaitu pegawai dan barang. Sedangkan belanja modal rendah. Akibatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara tumbuh lamba," katanya.

Sementara itu, selain menambah utang pemerintah juga terus menaikan berbagai pajak yang potensial menjadi sumber pendapatan negara. Salah satu yang menyita perhatian publik ialah rencana pungutan pajak untuk sembako. 

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar