Perlunya Membangun Kesetaraan

Kamis 17 Jun 2021, 07:00 WIB
Karikatur Bung Harmoko. (kartunis: poskota/arif's)

Karikatur Bung Harmoko. (kartunis: poskota/arif's)

Oleh: Harmoko

Kerja bersama yang dilandasi dengan kesetaraan inilah sebagai esensi dari kegotong- royongan. Sebuah pola kerja bersama yang  yang sungguh cocok diterapkan pada era sekarang, di tengah situasi negeri kita yang belum pulih dari dampak sosial ekonomi akibat pandemi.

Lewat kolom ini, beberapa kali disinggung mengenai beragam wujud nyata kegotong-royongan dalam mengatasi berbagai masalah. Ini bukan saja karena gotong royong menjadi akar budaya bangsa, tetapi lebih dari itu.

Sejarah perjuangan bangsa mencatat, gotong royong tak hanya mampu memerdekakan negeri, juga mengatasi berbagai kesulitan pasca kemerdekaan.

Fakta juga telah membuktikan bahwa gotong royong tak hanya merekatkan silaturahmi melalui kerja bersama sesama warga, antar-kelompok, antar-generasi dalam membangun kebersamaan dan keharmonisan.

Gotong royong teruji memperkokoh kekompakan, memantapkan soliditas dan solidaritas sosial, serta memperkuat persatuan dan kesatuan. Bahkan, bisa dikemas sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan sosial.

Kuncinya ada pada masing – masing diri kita bagaimana memaknai gotong royong itu sendiri. Bagaimana pula menerapkannya agar sejalan dengan nilai – nilai luhur adat budaya sebagaimana telah diamanatkan dalam falsafah bangsa kita, Pancasila.

Merujuk kepada historinya,  gotong royong dapat berjalan sebagaimana diharapkan jika dilandasi adanya kebersamaan, nasib yang sama, kepentingan yang sama, dan tujuan yang sama.

Di era sekarang, semua orang terdampak pandemi. Yang miskin, kaya, rakyat, wakil rakyat, birokrat dan pejabat, siapa pun dia semuanya terdampak kehidupan sosial ekonominya akibat pandemi. Meski dengan kadar yang berbeda, tetapi semuanya ikut merasakannya.

Tentu, semua berkehendak pandemi segera sirna dari negeri kita. Pemulihan ekonomi dapat berjalan sebagaimana diharapkan.

Adanya kesamaan nasib, kepentingan dan tujuan inilah, hendaknya gotong royong kian teraplikasi menjadi sarana paling efektif mengatasi pandemi berikut dampak yang menyertainya.

Keberhasilan sebuah  RT atau RW menyekat penyebaran virus corona, mengubah zona merah menjadi hijau karena adanya kebersamaan, saling tolong menolong, adanya sikap rela berkorban, bahu membahu tanpa pamrih sebagaimana nilai – nilai dari gotong royong.

Yang diperlukan sekarang adalah menumbuh-kembangkan nilai- nilai gotong royong oleh masing – masing individu dalam kehidupan sehari – hari di era pandemi ini.

Mengingat, gotong royong itu, menurut telaah para ahli, dapat dipahami sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat memberikan nilai positif  bagi lingkungan sekitarnya tanpa berharap jasa, imbalan dan pujian. Membangun kesetaraan dengan tidak membedakan latar belakang, kelas sosial dan ekonominya.

Partisipasi aktif  bisa berupa bantuan materi, tenaga, keterampilan, ide, pikiran, nasihat hingga sampai hanya berdoa. Makna yang dapat kita serap adalah perilaku individu baik ucapan maupun perbuatan positif yang dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan sekitar.

Jika nilai tambah itu dilakukan setiap individu secara bersama – sama demi kepentingan dan tujuan yang sama, maka berbagai permasalahan kehidupan bangsa, dapat dipecahkan secara lebih mudah dan murah.

Inilah yang perlu dibangun melalui keteladanan. Siapa yang meneladani? Jawabnya siapa pun bisa meneladani, lebih – lebih mereka yang punya  kemampuan dan kewajiban meneladani melalui kewenangan yang dimiliki. (*)

News Update