Kendarai Motor Sejauh 132 Km Demi Bongkar Aksi Mesum Bini

Kamis 17 Jun 2021, 07:30 WIB
Karikatur Nah Ini Dia: Kendarai Motor Sejauh 132 Km Demi Bongkar Aksi Mesum Bini (kartunis: poskota/ucha)

Karikatur Nah Ini Dia: Kendarai Motor Sejauh 132 Km Demi Bongkar Aksi Mesum Bini (kartunis: poskota/ucha)

Begitu cintanya sama bini, Briptu Wahidin, (26), rela naik motor sejauh 132 Kn mengikuti petunjuk GPS demi menghentikan aksi mesum istrinya, Ariani, (21). Tapi telat, tiba di hotel Tanjung Redeb (Kaltara) skore sudah kadung 2-0. Rumahtangganya kadung jadi puing tak bermakna, terpaksa Ariani diceraikannya.

Demi ketemu kekasih, anak muda enteng saja naik motor sejauh 25 Km asalkan bisa apel di rumah doi. Rasa cinta, itulah sumber energinya. Begitu pula politisi, rasa cinta pada jagoannya dan membenci lawannya, enteng saja bersumpah jika lawan jagoannya yang menang Pilpres 2014, dia siap jalan kaki Yogyakarta-Jakarta sejauh 350 Km. Sayangnya sampai jagoannya kalah dua kali dalam pilpres, politisi gaek itu tak juga memenuhi nadzarnya.

Briptu Wahidin yang bertugas di Tanjung Selor Kaltara, agaknya terpacu oleh semangat politisi yang sekarang dijuluki sebagai gelandangan politik tersebut. Yang usia 60 lebih saja berani jalan kaki Yogya-Jakarta, kenapa naik motor Tanjung Selor – Tanjung Redeb nggak mampu? Wahidin tahu bahwa nadzar itu tak pernah dipenuhi, tapi setidaknya nadzar itu menginspirasi dirinya untuk menjadi anak muda yang rosa-rosa melebihi Mbah Marijan.

Sebegitu tekadnya Wahidin, ini semua bermula dari pamitan istri untuk mengunjungi sahabatnya. Wahidin pun mengizinkan. Tapi kunjungan hanya tetangga kampung kok berjam-jam tak kunjung pulang? Hatinya mulai gundah. Tapi ketika ditelpun HP istrinya tak pernah diangkat, bahkan kemudian ditutup. Mulailah Wahidin curiga. Ke mana saja Ariani selama ini?

Fasilitas GPS (Global Positioning System) di HP-nya dimanfaatkan. Ternyata HP istrinya berada di Tanjung Redeb yang berjarak 132 Km dari rumahnya. Takut terjadi apa-apa, Wahidin bermaksud menyusul bininya ke kota tersebut. Hatinya berkecamuk, diliputi sejuta tanda tanya (ngitungnya kapan?). Dengan siapa Ariani di sana, apakah sahabatnya tersebut yang mengajak halan-halan ke sana?

Kalau Wahidin tahu yang terjadi di Tanjung Redep, kemungkinan bisa mati berdiri. Sebab aslinya di Tanjung Redeb bukan dengan sahabat, melainkan bersama PIL. Mereka berdua ke kota itu dengan mengendarai mobil dan kemudian cek in di sebuah hotel. Cowok-cewek bukan suami istri ke hotel ngapain saja? Bagi yang berusia 17 tahun ke atas pasti tahulah. Tak mungkin di sana hanya sekedar arisan.

Tengah malam disertai hujan rintik-rintik, Briptu Wahidin mengendarai motornya menuju Tanjung Redeb sejauh 132 Km. Ini mengingatkan pada kroncong “Petir”-nya Mus Mulyadi tahun 1970-an, “Meskipun hujan petir-petir berbunyi, angin deras gemuruh di sana dan sini, .......kekasihku dimanakah kamu, tegalah sungguh kau meninggalkan aku......!” Dan faktanya memang begitu, sementara Wahidin begitu semangat naik motor jarak jauh, yang di Tanjung Redep malah pada begituan!

Tiga jam kemudian Wahidin tiba di Tanjung Redeb. Cuma yang bikin dia semakim kaget, ternyata GPS itu mengarahkan sepeda motornya ke sebuah hotel. “Belok kiri 100 meter, hati-hati ada gajlugan (polisi tidur).” Kata mesin penjawab di GPS, rupanya lebih canggih itu GPS.

Kalau sudah masuk hotel, pastilah nggak beres. Maka Wahidin kemudian kontak rekannya di Polres Tanjung Redeb untuk membantu menggerebeknya. Dan benar saja, ketika digerebek di kamar hotel, Ariani dan PIL-nya ada di kamar berdua sedang tidur santai. Rupanya habis entuk-entukan sampai dua ronde. Maka keduanya digelandang ke Polres dan Briptu Wahidin bertekad untuk menceraikan saja,

Tega banget istrinya, pamit mau ketemu sahabat malah berburu nikmat! (GTS)

Berita Terkait
News Update