Siaga Mencegah Fase Genting

Rabu 16 Jun 2021, 06:30 WIB
Karikatur sental-sentil: Siaga Mencegah Fase Genting! (kartunis: poskota/Ucha)

Karikatur sental-sentil: Siaga Mencegah Fase Genting! (kartunis: poskota/Ucha)

Segala potensi dan kekuatan dikerahkan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta. Segala upaya secara besama – sama harus dilakukan untuk mencegah Jakarta memasuki fase genting.

Ini sejalan dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bahwa Ibukota memasuki fase genting, jika penyebaran kasus tidak terkendali. Maknanya Jakarta tidak akan menjadi genting, jika angka penambahan kasus positif dapat ditekan seminim mungkin. Jika saat ini penambahan kasus positif mencapai angka 2.700, dapat ditekan menjadi di bawah 1.000 kasus. Dan, secara bertahap menjadi puluhan hingga nol kasus.

Itulah sebabnya perhatian ekstra wajib dilakukan dengan menggalang kerja sama, kolaborasi antar-instansi untuk lebih mendisiplinkan warga masyarakat terhadap protokol kesehatan (prokes).

Instansi pemerintah saja tidaklah cukup, perlu kontribusi semua pihak, baik pengusaha, para tokoh di level mana pun. Dan, warga masyarakat sebagai garda terdepan mencegah penyebaran Covid.

Kerja bersama mulai terlihat hasilnya. Penambahan kasus positif di Jakarta menurun drastis pada Selasa ( 15/06/2021) hanya sebanyak 1.502 dari sehari sebelumnya 2.722. Secara nasional angka positif  bertambah 8.161 kasus, terbanyak disumbang Jawa Barat 1.793, Jawa Tengah 1.658 dan DKI Jakarta menempati posisi ketiga.

Meski begitu Jakarta tidak boleh terlena. Kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat ancaman masih berada di depan mata , sebagaimana prediksi kenaikan kasus akan terjadi hingga akhir bulan ini.

Bila perlu kewaspadaan ditingkatkan ke level siaga sebagaimana ketika menghadapi peringatan bencana. Dengan kesiagaan, upaya tindakan pencegahan dan penegakan hukum akan lebih menyeluruh, pengerahan kekuatan sumber daya dapat lebih dimaksimalkan untuk mencegah fase genting.

Kata “genting” itu sendiri jika diibaratkan tali hampir putus. Genting bisa berarti tegang atau berbahaya tentang keadaan yang bisa menimbulkan bencana.

Kita tahu, lonjakan kasus tersebut terjadi pasca libur lebaran yang tak lepas dari meningkatnya mobilitas masyarakat pada mudik dan balik lebaran.

Data menyebutkan arus mudik terbanyak berasal dari Jabodetabek. Jumlah pemudik asal Jakarta yang melakukan perjalanan ke luar daerah sekitar 1,5 juta orang seperti data yang disajikan Kementerian Perhubungan. Data ini belum termasuk yang pulang mudik setelah lebaran.

Karenanya yang menjadi fokus perhatian saat itu, adalah perlunya antisipasi terhadap kembalinya para pemudik ke Jakarta. Penyekatan arus mudik dan balik lebaran disertai swab antigen bagian dari upaya mencegah penyebaran Covid-19 pasca lebaran.

Dapat dikatakan Jakarta adalah ujung dari perjalanan mudik. Inilah kondisi  yang sekarang dihadapi.

Tak berlebihan, jika sikap siaga, setidaknya waspada harus menjelma pada diri kita yang dalam kesehariannya beraktivitas di Jakarta, dengan meningkatkan disiplin prokes di mana pun, kapan pun, dengan siapa pun. (jokles)

Berita Terkait

Bantu Membantu dari Saudara Dekat

Jumat 25 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined
News Update