JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Supir kontainer menyebut pelayanan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi lambat sejak pungutan liar (Pungli) yang dilakukan operator RTG Crane ditertibkan.
Rofiudin (23) salah satu supir kontainer mengatakan, sejak tidak ada pungli, bongkar muat barang bisa ngaret hingga 5 jam.
"Ngaretnya tergantung kadang 5 jam. Bisa masuk jam 8 malam keluar pagi," kata Rofiudin saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (16/6/2021).
Pria asal Serang, Banten tersebut menuturkan, sebelum pungutan liar operator RTG ditertibkan, proses bongkar muat barang dilakukan secara cepat.
"Sekarang diperlambat. Gara-gara gak ada lima ribu diperlambat," keluh pria yang sudah menjalani profesinya selama 5 tahun itu.
Dikatakan, sebelum Presiden Joko Widodo meminta Polisi menertibkan pungli dan premanisme di Pelabuhan Tanjung Priok pada 10 Juni lalu, setiap harinya ia harus menyiapkan kocek sebesar Rp50 ribu untuk.
Uang Rp50 ribu tersebut ia tebar untuk pungli mulai dari keluar terminal petikemas ekspor impor di Cikarang, Jawa Barat hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Pungli tersebut kata Rofiudin bukan hanya ia alami di dalam terminal ataupun pelabuhan. Dirinya juga kerap kena palak oleh preman-preman jalanan.
"Kalo dari preman-preman kadang minta goceng (Rp5 ribu). Dia ngotot atau Rp10 ribu," terangnya.
Kesempatan sebelumnya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Arif Suhartono mengatakan, akan menerapkan sanksi bagi operator RTG Crane yang memperlambat bongkar muat barang terhadap supir kontainer.
Arif Suhartono menegaskan, hal tersebut dilakukan agar para supir kontainer yang hendak bongkar muat barang terhindar dari pungli serta dapat terlayani dengan baik dan tepat waktu.