“Jangan Digoda Itu Anak Pelokis!”

Rabu 16 Jun 2021, 09:45 WIB
Ilustrasi Sental Sentil Jangan Digoda Itu Anak Pelokis. (arif)

Ilustrasi Sental Sentil Jangan Digoda Itu Anak Pelokis. (arif)

Preman, arti dan sepak terjangnya, masyarakat luas kayaknya sudah paham. Preman, ya preman yang suka minta duit dengan paksa, alias pemeras. Ada di-mana-mana, dari jalanan sampai gedung bertingkat. Ya, sudah pada pahamlah ya?

Kayaknya yang namanya preman sudah ada sejak zaman penjajahan dulu, karena dari asal katanya saja, dari bahasa Belanda, yang berbunyi vrijman yang berarti orang bebas.

Pegawai atau petugas yang biasa ngantor pakai baju dinas, ketika pakai baju biasa, maka disebutlah pakaian preman. Artinya dia lagi bebas alias nggak tugas. Tapi, ada juga sih petugas yang berpakaian preman dalam bertugas. Ini bisa sengaja, untuk melancarkan tugasnya. Lagi menyamar atau nyaru, begitulah.

Tapi kayaknya orang kalau mendengar kata preman, lalu tebayang bahwa ada sosok orang yang tampangnya serem, ya? Ya kalau  mau merujuk pada  preman yang suka memeras pastinya seremlah. Karena kegiatan gaya hidup merekalah yang bikin orang takut.

Eh, ngomong-ngomong soal preman ini apa ada kaitannya dengan tindakan petugas yang sedang melibas  mereka di beberapa tempat? O,nggaklah.  Itu kan tugas yang berwenang, silakan saja, masyarakat sih maunya aman. Hidup nggak terganggu. Jalan siang, malam di tempat ramai atau sepi, aman tentram, nggak ada gangguan. Jadi, buat para petugas, ya selamat bertugaslah. Tapi ingat, jangan sampai ikut-ikutan jadi preman?

Ngomong-ngomong lagi soal preman. Jadi ingat di tahun tujuh puluhan yang namanya preman sampai viral kemana-mana. Anak-anak muda pun banyak yang  bertingkah kayak preman. Tapi, preman yang hidup pada masa itu, terutama yang ditiru oleh anak-anak muda , ya paling sekadar minta sebatang rokok.

Tentu saja ada juga sih yang galak, minta duit. Kalau nggak dikasih, tau sendiri dah! Gue tancap luh! Nah, yang kayak gitu, tentu saja lain aliran.

Tapi, yang menarik bahwa banyak gaya hidup preman yang diikuti oleh anak-anak muda. Malah ada novel terkenal berjudul Ali Topan Anak Jalanan, itu gambaran preman baik hati. Bayangkan saja, Ali Topan itu anak orang kaya yang bosan dengan kehidupan keluarganya yang berlebihan. Sementara, di luar sana, di jalanan banyak banget yang menderita. Maka lahirlah Ali Topan yang dibilang mewakili  anak jalanan, yang protes pada kehidupan waktu itu. Ia hidup menggelandang, jadi ‘preman’.

Pokoknya jadilah preman, diantaranya dengan meniru gaya hidup preman dengan bahasa prokemnya. Yakni bahasa dan dialek, sebagai bahasa sandi preman. Misalnya, polisi, mereka sebut ‘pelokis’. Gua, gue jadi ogut, ‘bisa’ berubah jadi ‘bokis’, uang jadi doku. Nggak bisa, gara siba, ibu nyokap, bapak bokap. Lapar, honger!

Dan jadilah para anak  muda pada ngomong prokem sambil nongkrong di atas jembatan. Dan ketika ada cewek lewat; “Cuit cuit, cewek caem gokil banget, tuh. Ogut naksir!”

“Jangan digodain, itu cewek bokapnya pelokis!” - massoes

Berita Terkait

Bantu Membantu dari Saudara Dekat

Jumat 25 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined
News Update