Jakarta Perlu Gerakan Luar Biasa

Selasa 15 Jun 2021, 06:30 WIB
Karikatur Sental-sentil: Jakarta Perlu Gerakan Luar Biasa (kartunis: poskota/arif's)

Karikatur Sental-sentil: Jakarta Perlu Gerakan Luar Biasa (kartunis: poskota/arif's)

Andaikan sebuah kompetisi, DKI Jakarta harus tampil serba bisa dan luar biasa agar keluar sebagai jawara. Jika tidak, boleh jadi akan tertinggal jauh.

Yah, tampil dengan kekuatan ekstra wajib dilakukan Pemprov DKI Jakarta saat sekarang ini, utamanya dalam menangani pandemi.

Kekuatan ekstra diperlukan untuk mencegah penyebaran kasus positif yang terus melonjak dalam empat hari terakhir ini. Lonjakan dengan angka di atas 2.000 kasus per hari, sudah lampu kuning, kalau tidak disebut genting.

Seperti diakui Gubernur Anies Baswedan bahwa Jakarta sebagai ibu kota negara  memerlukan perhatian ekstra semua pihak.

Yang menjadi dasar pertimbangan, lonjakan kasus yang siginifikan selama empat hari terakhir di atas 2.000 kasus per hari. Terakhir, Minggu (13/06/2021) penambahan kasus di Jakarta sebesar 2.769 dari lonjakan total nasional 9.868. Artinya lebih seperempatnya dari wilayah DKI Jakarta.

Kasus aktif  di Jakarta juga melonjak dalam sepekan ini meningkat 50 persen. Pada 6 Juni 2021 tercatat sebanyak 11.500 dan pada Minggu ( 14/06/2021), menjadi 17.400. Kasus aktif adalah jumlah pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan untuk proses penyembuhan.

Dengan lonjakan kasus diikuti peningkatan jumlah pasien Covid tentu memerlukan kewaspadaan semua pihak. Waspada untuk mematuhi protokol kesehatan, meski pada Senin ( 14/06/2021) secara nasional kasus positif menurun menjadi 8.189 dibanding sebelumnya 9.869.

Begitu juga meski di DKI Jakarta menurun dari 2.769 menjadi 2.722 kasus alias turun 47 kasus, tetapi tidak boleh lengah. Perhatian ekstra dan gerakan luar biasa harus dilakukan untuk menurunkan kasus positif dan aktif  serta mempertahankan penurunan angka kematian.

Perhatian ektra dimaksud tentunya dengan melakukan segala daya dan upaya dari semua unsur kekuatan yang ada untuk dapat menekan angka penyebaran Covid-19. Mulai dari kepala wilayah, satuan, dinas hingga kelurahan serta melibatkan RT/RW perlu bersatu padu melakukan gerakan “Jakarta Bebas virus corona”.

Upaya testing, tracing harus ditingkatkan untuk membersihkan warga dari serangan virus corona. Sekalipun hasil testing dan tracing akan menambah jumlah kasus positif, tetapi akan lebih baik karena warga yang terinfeksi langsung bisa segera ditangani.

Tidak hanya soal penurunan kasus. Mulai pekan depan Jakarta ditargetkan melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak 100 ribu dosis per hari. Selain itu ditargetkan juga oleh Presiden Joko Widodo di akhir Agustus sebanyak 7,5 juta warga DKI Jakarta telah divaksin.

Sementara warga Jakarta yang baru divaksin sekitar 2.890.000 orang. Berarti masih perlu menambah 4,5 juta warga yang harus divaksin hingga akhir Agustus 2021.

Ini memang target ambisius, tetapi harus dilakukan untuk menciptakan kekebalan kelompok dalam upaya meniadakan penyebaran virus.

Untuk menuju ke sana, DKI Jakarta tak hanya perhatian dan penanganan ekstra, tetapi perlu menciptakan gerakan luar biasa. (jokles)

Berita Terkait

Bantu Membantu dari Saudara Dekat

Jumat 25 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined

News Update