LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Angka stunting atau gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi di Kabupaten Lebak terus mengalami penurunan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Tercatat hingga kini angka stunting tinggal tersisa 10 persen dari total keseluruhan anak yang berada di Kabupaten Lebak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triatno Supiono mengatakan, pada tahun 2020 kemarin angka stunting di Kabupaten Lebak hanya tinggal 9,2 persen atau sebanyak 9.583 anak saja.
"Alhamdulillah berkat kinerja bersama kini angka stunting di Kabupaten Lebak hanya tinggal 9,2 persen saja. Ini kinerja yang cukup baik dan perlu terus dikembangkan," kata Triatno usai mengikuti acara Rempuk Stunting Lintas OPD di Rahaya Restro & Resort, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Selasa (15/6/2021).
Kadinkes mengungkapkan, Lebak sendiri sempat berada pada posisi dengan kasus stunting terbesar ke dua setelah Kabupaten Pandeglang. Pada tahun 2018, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan 3 tahun sekali, angka stunting di Lebak mencapai angka 40 persen lebih.
"Ini angka yang sangat tinggi, kita juga sempat ragu. Apa benar angkanya sebesar itu? Tapi apapun itu kita terima, dan terus melakukan upaya penanganan," kata Kadinkes.
Dan juga dilakukan riset Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan hasil riset dari Riskesdas itu turun jadi 33 persen. Dan di tahun 2019, Dinkes Lebak sendiri melakukan riset yang menghasilkan bahwa angka stunting di Lebak hanya mencapai 12 persen saja.
"Pada tahun 2019 kita lalukan survei sendiri, dan hasilnya hanya ada 12 persen anak yang mengalam stunting. Dan yang terbaru adalah ditahun 2020 yang kembali turun ke angka 9,2 persen," tuturnya.
Pihaknya menyebut akan terus melakukan upaya penanganan stunting. Karena, adanya gangguan pada perkembangan anak itu sendiri dapat menyebabkan perkembangan otak serta tumbuh kembang terhambat. Sehingga, anak yang menderita stunting umumnya bertubuh lebih pendek dari anak pada umumnya.
"Namun upaya itu tidak bisa kita lakukan sendiri, namun perlu dorongan dari seluruh stakeholder. Karena, stunting ini sendiri merupakan permasalah kompeks yang membutuhkan penanganan dari seluruh pihak," ujarnya.
Untuk itu, dirinya mengajak seluruh pihak termasuk komponen masyarakat untuk selalu memerhatikan proses pertumbuhan anak, khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). (kontributor banten/yusuf permana)