Kopral Jono, (35), memang ganteng. Setelah langganan nyeruput kopi di sebuah warung daerah Bojonegoro (Jatim), dia berhasil “nyeruput” istri juragan kopi tersebut.
Hardo, (40), suami daripada Ny. Sri Lestari, (32), berhasil menggerebek pasangan mesum itu di hotel, dan kini oknum TNI divonis bersalah di Pengadilan Militer Bojonegoro.
Kopral Jono memang sosok legendaris dari lagu karya Ismail Marzuki, yang diciptakan di masa revolusi. “O, O, Kopral Jono, gadis mana yang takkan rindu akan dikau.....” begitu awal lagu tersebut yang dipopulerkan lewat penyanyi Heni Purwonegoro.
Setiap pensiunan TNI, baik darat, udara maupun laut, pasti kenal lagu itu. Nggak tahu untuk TNI angkatan sekarang, apa masih kenal lagu tersebut.
Ny. Sri Lestari istri juragan warung kopi di Bojonegoro, kenal sekali dengan Kopral Jono. Tentu saja bukan lagi Kopral Jono dalam lagunya Ismail Marzuki, tapi Kopral Jono anggota TNI angkatan sekarang.
Dia tak hanya kenal luarnya oknum TNI itu, bahkan yang ada di dalam-dalam juga kenal betul. Maklum, oknum TNI itu sempat jadi PIL-nya, bahkan sekarang dipecat dari TNI.
Kisahnya dimulai setahun lalu saat Hardo buka warung kopi di daerah Bojonegoro. Pelanggannya tak hanya para sopir angkot dan sopir truk, tapi orang di luar pekerjaan itu juga banyak yang mampir.
Kenapa begitu banyak pelanggannya? Bukan karena segelas tak sampai Rp 60.000,- sebagaimana warung kopi bergengsi, tapi karena pemilik warung Ny. Sri Lestari cukup cantik mempesona.
Karenanya yang ngopi kebanyakan para lelaki. Ngopinya segelas, tapi bisa berjam-jam nongkrong di situ. Dari mereka banyak pula yang membayangkan, kapan bisa pula “nyeruput” pemilik warung kopinya tersebut.
Pasti kemepyar dan seger sumyah! Ini mengingatkan pada lagu “Kopinya satu lagi” Titiek Sandhora-Muchasin pada tahun. 1968-an. “Tambah manis dengan orangnya, sayangnya hanya segelas saja......” begitu goda Muchsin dalam lagu itu.
Nah, salah satu pelanggan warung kopi Sri Lestari yang nakal kayak Muchsin itu adalah Kopral Jono generasi baru. Jika sudah ngopi di situ, lama sekali.
Katanya, dengan ngopi bisa melupakan nasib sial di dunia. Tapi belakangan dia terpaksa disebut oknum, karena kalau menggoda bini Hardo tersebut kelewat berani. Tak hanya mulut, tangan juga suka senggal senggol dan colak-colek macam kondetur bis PPD di Jakarta.
Ternyata meski dicolek dan disenggol, Sri Lestari hanya senyum dengan lirikan mautnya. Maka Kopral Jono lalu mencoba minta nomer HP-nya, ternyata dikasih. Sejak itu keduanya makin akrab saja.
Jika tak datang di warung kopi juga hadir dalam WA. Sekali waktu Kopral Jono berani menggoda begini, “Wekaku tak lebokake wekamu ya....” Aslinya sih sekedar minta nomer WA yang baru, tapi dalam bahasa Jawa dialog tersebut berkonotasi porno.
Demikian akrabnya Sri Lestari – Kopral Jono, lama-lama keduanya berani janjian keluar dan kemudian masuk hotel. Jika laki-wanita masuk hotel, dijamin ada pihak yang dedel duel.
Dan ini terjadi atas istri Hardo tersebut. Sebab pada akhirnya Sri Lestari pasrah saja ketika diajak berhubungan intim bak suami istri. Dan ini tak hanya sekali, tapi berkali-kali. Asalkan boking kamar hotel, pastilah, “Masuk Pak Eko......!”
Skandal itu terkuak ketika WA antara Kopral Jono – Sri Lestari terbaca oleh suaminya. Hardo terkaget-kaget mana kala menemukan pesan-pesan mesra dengan istilah “bunda” dan “ayah”.
Dari kata-kata itu sudah bisa dibaca bahwa antara bunda dan ayah tak hanya sekedar dalam dialog, tapi ada juga pihak yang kena “sodok”.
Diam-diam Hardo mulai membuntuti istrinya, dan sekali waktu berhasil menggerebek keduanya saat berbuat mesum di hotel. Selain Polri, dari Denpom turun tangan juga, sehingga Kopral Jono pada akhirnya diadili di pengadilan militer dan dipecat dari dinas TNI. Kasihan, dipecat gara-gara terlalu mengejar nikmat. (GTS)