Pertanyaannya, mengapa selama ini, bangsa Indonesia sepertinya ternina-bobokkan oleh aneka ragam produk impor, daripada mengembangkan kemampuan sendiri untuk berdikari?
Jamu, bumbu-bumbuan, aneka ragam rempah, dan berbagai variasi sumber makanan rakyat adalah contoh sederhana bagaimana kekayaan milik bangsa harus diolah melalui riset dan inovasi. Pembumian penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus mengakar pada peningkatan nilai tambah keseluruhan material dasar yang Indonesia punyai.
Pendekatannya harus hulu hilir, terintegrasi, dan kedepankan supremasi sains dan teknologi, lengkap dengan amal kemanusiaan yang menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi berarti bagi kemajuan negeri. Contoh sederhana terkait dengan banyaknya stanting akibat kekurangan asupan protein dan gizi. 1 dari 3 bayi Indonesia dilaporkan menderita stanting.
Sangat memprihatinkan. Disinilah para ilmuwan, para peniliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset harus berkolaborasi baik dengan institusi negara maupun swasta guna mengatasi masalah stanting yang sangat membahayakan masa depan negeri.
Begitu banyak resep makanan bisa dikembangkan bagi terpenuhinya kesehatan seluruh anak negeri. Kuncinya adalah kemauan serta keberpihakan untuk mengamalkan kegiatan riset dan inovasi bagi kepentingan rakyat.
Pendeknya riset dan inovasi yang disatu sisi ditujukan untuk menyelesaikan masalah rakyat, namun disisi lain meletakkan landasan kemajuan bagi masa depan. Contoh sederhana dari penanganan masalah stanting tersebut, ditinjau dari asupan makanan penuh gizi.
Bukankah “Bubur Manado”, yang kaya dengan kombinasi nasi, jagung, ikan teri, ikan cakalang, tomat, aneka sayur-sayuran dll, sebenarnya bisa dijadikan sebagai contoh makanan rakyat penuh protein dan gizi? Lalu mengapa mendadak kultur makanan anak bangsa diubah menggemari mie instan dan berbagai makanan cepat saji yang nampak menawan, namun sering menjadi penyebab kekuarangan gizi.
Belum dampak ikutan makanan cepat saji akibat bahan kimia pengawet dan kandungan bumbu kimia penyedap yang menjadi bencana dikemudian hari. Disinilah kehadiran Badan Riset dan Inovasi Nsional (BRIN) dapat membumikan kegiatan peneltian dengan semangat berdikari, namun diikuti kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jika seluruh spirit anak bangsa ini saling berlomba menggapai kemajuan dalam seluruh lini kehidupan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mentradisikan riset dan inovasi, maka jalan kemajuan Indonesia Raya akan semakin terbentang.
Disitulah jamu tradisional, rempah, bumbu-bumbuan, kuliner nusantara dan seluruh kekayaan hayati yang terkandung di nusantara akan bertransformasi menjadi sesuatu produk olahan yang berharga, dan memiliki daya manfaat bagi kemajuan bangsa. Jadi jangan sepelekan Jamu!!