“Kaget soalnya udah nggak biasa bangun pagi, makanya tadi sebelum berangkat mama marah-marah karena saya susah dibangunin,” ujarnya.
Dan ketika berangkat sekolah, kata Fahmi, ia pun mendapat pesan dari orangtuanya agar tetap menjalani protokol kesehatan dengan ketat. Ia juga diminta tak boleh melepa masker dan rajin-rajin mencuci tangan.
"Sudah dibilangin jangan nyentuh sembarangan, cuci tangan, kalau masker kena air ganti, pokoknya harus menerapkan protokol kesehatan demi terhindar dari kemungkinan terpapar Covid-19," ungkapnya.
Atas kondisi ini, Fahmi pun berharap bisa seterusnya ke sekolah seperti biasa karena selama ini sudah bosan di rumah.
Terlebih metode belajar secara daring sudah membuatnya tidak bisa berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya. "Kalau aku sih lebih senang belajar di sekolah,karena bisa ketemu temen-temen juga,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Malaka Sari 13 Zuryetti mengatakan, pada uji coba belajar tatap muka tahap dua pihaknya hanya mengaktifkan empat ruang kelas saja.
Dan setiap kelas yang disiapkan hanya diisi 50 kapasitasnya demi memberi jarak. “Hari pertama uji coba belajar tatap muka ini, kami lakukan untuk kelas 4 dan 5 ruangan ada empat setiap ruang diisi oleh berdasarkan persetujuan dari orangtua murid,” ungkapnya.
Menurutnya, keempat ruangan dimanfaatkan untuk kelas 4A, kelas 4B, kelas 4C dan kelas 5.
Siswa yang ikut belajar tatap muka yang digelar pada pukul 07.00-09.00 WIB hanya 50% dari kapasitas. "Sistem pembelajaran luar jaringan dilayani guru kelas, yang daring kita layani bersamaan jam pelajaran oleh guru pendamping,” tukasnya. (ifand)